Friday, 29 July 2016
Amerika Dalang Rencana Pembunuhan Erdogan
Seorang komandan tentara pro-kudeta mengungkapkan bahwa Amerika akan memberikan titik koordinat lokasi dimana Presiden Erdogan berada ketika kudeta berjalan, lansir Yeni Safak, Kamis (28/7/2016).
Letkol Murat Bolat, Komandan Batalyon Guvercinlik Resimen Penerbangan Pertama Angkatan Darat Turki, menggambarkan bagaimana mereka membuat rencana untuk membunuh Presiden Recep Tayyip Erdogan pada malam kudeta.
Bolat mengatakan kepada jaksa penuntut umum, bahwa sebuah tim beranggotakan 90 orang dari satuan pasukan khusus bertugas melaksanakan operasi menangkap Presiden Recep Tayyip Erdogan.
“Saya pergi ke sebuah apartemen di kawasan Ostim Ankara beserta dengan Komandan Resimen Kolonel Fevzi Okka dan asistennya letnan kolonel Hali Gül Letkol Karacan, Letnan Kolonel dan Mayor Okan Kocakurt,” kata Bolat.
“Ada empat orang lain dari Pasukan Khusus di apartemen itu,” tambahnya.
Menurut rencana awal, Erdogan akan ditangkap di kantornya di Istanbul oleh komando Underwater Offense Team (SAT).
“Anggota satuan SAT atau SAS ini telah ditetapkan. Tapi rencana itu berubah ketika Erdogan pergi berlibur ke Marmaris,” kata Bolat.
Di bawah rencana baru—komando SAT dan atau SAS yang mencuri senjata dari gudang senjata militer di Istanbul—kemudian terbang ke kabupaten Cigli Izmir menggunakan 4 helikopter bersenjata Aviation Skorsky.
“Tiga helikopter Cougar yang membawa Tentara Resimen ke-3 kemudian bergabung dengan unit ini. Selain itu, Cougar di pangkalan militer Cigli juga akan bergabung beserta unit ini. Itu berarti kekuatan pasukan berkisar diantara 80 hingga 90 orang, yang beroperasi untuk menangkap Presiden Erdogan dengan armada tiga Skorsky dan enam helikopter Cougar,” tambahnya.
“Jika operasi itu berhasil, Erdogan akan disandera dan dibawa ke Cigli atau Milas,” katanya.
Pihak Amerika akan memberikan koordinat yang tepat dari Erdoğan, jika tim tersebut tidak dapat menemukan dia di hotel. Mereka juga mengatakan bahwa empat orang yang menyamar sebagai warga sipil telah melacak keberadaan Erdogan.
“Seseorang dalam pertemuan, yang saya perkirakan adalah seorang perwira dari Angkatan Khusus berkata, tak seorang pun akan diizinkan untuk menyelamatkan presiden dari tangan kami,” kata Bolat. Ia menambahkan berarti Erdogan akan dibunuh jika pasukan menghadapi serangan balik.
Bolat saat ini ditahan dan sedang menjalani penyelidikan lebih lanjut terkait hubungan dengan Teroris Organisasi Fetullah (Feto). [ip]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment