Berita Dunia Islam Terbaru | Media Islam Rujukan | Portal Berita Islam Terkini | Dakwah Islam Indonesia | Berita Islam Online | Islam Bersatu

Thursday, 22 January 2015

INILAH ILMUWAN MUSLIM PENEMU SABUN


Cerita tentang sabun atau alat membersihkan diri sesungguhnya seiring sejalan dengan cerita kehidupan manusia itu sendiri. Sejak zaman sebelum masehi, manusia sudah berusaha menemukan benda-benda untuk membersihkan diri. Baik itu pada masa Yunani kuno, Mesir kuno, Romawi dan Persia. Macam-macam bentuknya. Ada yang menggunakan balok lilin, pasir, batu apung dan abu. Nmun yang dimaksud sabun dalam tulisan ini adalah sabun batangan dan sabun cair yang digunakan untuk mandi dan keperluan bersih-bersih lainnya.

Di Eropa, pembuatan sabun mulai populer sejak abad ke-17. Italia, Spanyol dan Perancis adalah negara-negara yang dikenal sebagai pusat manufaktur pertama sabun. Teknologi pembuatannya terus berkembang dan mengalami berbagai variasi produknya hingga saat ini. Padahal, penemuan racikan yang menghasilkan sabun batangan dan sabun cair sudah diciptakan oleh seorang ilmuwqan muslim di abad ke-9 masehi.

Dialah ar-Razi, nama lengkapnya adalah Abubakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi. Ilmuwan yang di Barat dikenal dengan nama Razes ini lahir di Rayy, dekat Teheran, Iran, pada 251 H/805 M. Pada masa mudanya beliau menjadi tukang intan dan suka pada musik (kecapi). Beliau juga memiliki ketertarikan pada ilmu kimia, ilmu kedokteran dan filsafat. Karena itulah, ar-Razi populer sebagai kimiawan sekaligus dokter dan filosof. Dalam karirnya sebagai dokter, ar-Razi dipercaya memimpin rumah sakit di Rayy oleh Mansur bin Ishaq Ibn Ahmad Ibn Asad ketika menjadi Gubernur.

Salah satu penemuan penting ar-Razi adalah ramuan atau racikan untuk membuat sabun batangan. Menurut Ahmad Y Al-Hasan dalam bukunya berjudul, "Teknology Transfer in the Chemical Industries", kota-kota Islam seperti Nablus (Palestina), Kufah (Irak) dan Basrah (Irak) telah menjadi sentra industri sabun sejak masa-masa itu. Hingga kini, formula dasar untuk membuat sabun yang diciptakan ar-Razi tak pernah berubah, hanya mengalami inovasi dan variasi.

Sabun yang dibuat umat Muslim di zaman itu, tulis Hasan, sudah menggunakan pewarna dan pewangi. Selain itu, ada sabun cair dan da pula sabun batangan. Bahkan, pada masa itu sudah tercipta sabun khusus untuk mencukur kumis dan janggut. Resepnya adalah dengan minyak zaitun dan al-Qali sebagai bahan utama. Bahan lain yang sering digunakan untuk membuat sabun adalah natrun.

Ar-Razi juga menulis ratusan buku yang kebanyakan dalam bidang kedokteran dan obat-obatan. Salah satunya adalah "Aj-Judari wal Hasbah". Buku yang berisi tentang cacar dan campak ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa Jerman oleh J. Ruska dan diterbitkan dengan judul "ar-Razi's Buch: Geheimnis der Gehemnisse". Karya lainnya antara lain "al-Hawi" (buku menyeluruh) yang terdiri dari dua puluh jilid, "at-Thibur Ruhani" (pengobatan rohani), "Shirur Asrar" (rahasia segala rahasia), "Nafis fi Hisbah wal Jadari" (pengobatan campak dan cacar) dan "Man La Yahdhuruhuth" (pengobatan alternatif ketika tidak ada dokter).

Resep pembuatan sabun di dunia Islam juga telah ditulis oleh seorang dokter terkemuka dari Andalusia (Spanyol) bernama Abdul Qasim az-Zahrawi alias Abulcasis (936-1013 M). Dokter yang juga ahli kosmetik ini memaparkan tata cara membuat sabun dalam kitabnya yang monumental bertajuk "At-Tasrif". At-Tasrif merupakan ensiklopedia kedokteran yang terdiri dari 30 volume. Kitab itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan digunakan sebagai buku referensi utama disejumlah universitas Eropa terkemuka. Sang dokter memaparkan resep-resep pembuatan beragam alat kosmetik pada volume ke-19. Selain itu, resep pembuatan sabun yang lengkap tercatat dalam sebuah risalah bertarikh abad 13 M. Manuskrip itu memaparkan secara jelas dan detail tata cara pembuatan sabun. Fakta ini menunjukkan betapa dunia Islam telah lebih jauh maju dibandingkan peradaban Barat. Masyarakat Barat, khususnya Eropa, diperkirakan baru mengenal pembuatan sabun pada abad ke-16 dan 17 M.

Sherwood Tay Lor (1957) dalam "Medie val Trade in the Mediterranean World" menyebutkan, pada abad ke-13 M, sabun batangan buatan kota-kota Islam di kawasan Mediterania telah diekspor ke Eropa. Pengiriman sabun dari dunia Islam ke Eropa, papar Taylor, melewati Alps ke Eropa utara lewat Italia.

INILAH ILMUWAN MUSLIM PENEMU SABUN Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

1 comments: