Seperti menteri solidaritas sosial, Ahmed El-Borai, yang mengatakan, “Tidak perlu ada kolom agama dalam KTP. Yang penting hanyalah kolom kewarganegaraan. Informasi tentang agama seseorang hanya dibutuhkan saat menikah. Itu pun kebanyakan untuk kaum wanita. Negara-negara Eropa dan Amerika yang sudah sangat maju dalam hal kewarganegaraan saja tidak menganggap penting adanya informasi agama warganya.”
Hal yang sama dikatakan Emad Jad, anggota komisi koordinasi dalam koalisis ‘Cinta Mesir’, “Aku mendukung penghapusan kolom agama. Tapi ada yang lebih penting dari itu, yaitu orang-orang Mesir harus menghentikan kebiasaan mereka menanyai tentang agama seseorang. Menghilangkan kebiasaan ini jauh lebih penting dari menghilangkannya dari atas kertas. Kalau tidak dihilangkan, akan ada turun-temurun selamanya.”
Langkah ini, seperti dinilai FJ-P, termasuk dalam rangkaian proyek sekularisasi yang dilakukan Barat. Hal yang sama diterima dan dilaksanakan pemerintah Tepi Barat di Palestina, yang akhirnya juga menghapus kolom agama dari KTP.
Kampanye penghapusan kolom agama berjalan seiring dengan sikap pemerintah kudeta yang mengakui kelompok atheis sama dengan pemeluk agama lainnya. As-Sisi sendiri yang mengatakan bahwa kelompok atheis itu adalah orang-orang baik, walaupun mereka agak kesal dengan tuhan. Penghilangan kolom agama tentu sangat menggembirakan kelompok ini
begitu juga yang terjadi dengan Indonesia kog mirip ya. Sama sama jadi Presiden dan sama sama menghilangkan kolom agama.(dakwatuna)
0 comments:
Post a Comment