Wednesday, 5 February 2014
Mantan Timses: Elektabilitas Jokowi Tinggi karena Berita Tak Penting
Pengamat dan Konsultan Politik Hasan Nasbi menilai, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi yang selalu tertinggi di berbagai survei calon presiden disebabkan karena pemberitaannya yang sangat masif di media massa.
Padahal, menurut Hasan, pemberitaan di media massa itu tidak penting karena banyak yang tidak terkait dengan kebijakan Jokowi sebagai Gubernur.
“Jokowi minum temu lawak saja diberitakan, dia naik tangga, padahal disebelahnya ada tangga yang normal, difoto oleh wartawan. Sepatu Jokowi robek juga diberitakan,” ujar Hasan dalam forum diskusi Inilah Demokrasi yang digelar salah satu media online di Jakarta, Selasa (4/2/2014) sore.
Hal tersebut, menurutnya, diperparah dengan sikap masyarakat yang condong memilih presiden berdasarkan tren. Masyarakat, kata dia, hanya melihat bahwa tren Jokowi sedang positif, sehingga mereka berbondong-bondong menjagokan Jokowi jadi Presiden.
Padahal, masyarakat yang menjagokan Jokowi itu, lanjut dia, tidak tahu bagaimana kapabilitas Jokowi sebagai seorang pemimpin.
“Kalau kita men-challenge, perubahan apa yang sudah dilakukan Jokowi di Jakarta? Jawabannya selalu beri dong waktu. Saya mau memberi waktu. Yang enggak mau itu dinamika politik yang memaksa jokowi untuk jadi Presiden sekarang,” ujar Konsultan Politik Jokowi di Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 itu.
Para pengamat politik yang biasanya bersikap kritis, tambah Hasan, seakan bersikap enggan untuk mengkritisi Jokowi. Seolah takut di-bully oleh masyarakat pendukung Jokowi, kata dia, banyak pengamat yang menganggap sikap Jokowi selalu benar. Akibatnya, fenomena Jokowi seperti dibangun kedalam presepsi mitologi.
Hasan mengatakan, Jokowi sudah dianggap sebagai messiah atau ratu adil di bumi tanpa diperhitungkan kekurangan yang dimiliki. “Jadi kalau katanya suara rakyat itu sama dengan suara Tuhan, saya ingin mengatakan kalau Tuhan salah lagi kali ini,” pungkasnya.
Dulu ketika masih menjadi konsultan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI Jakarta, Hasan mengatakan bahwa politik pencitraan justru nyaris bukan menjadi salah satu pekerjaan utama konsultan politik dalam mengerjakan kampanye Jokowi-Ahok.
"Jokowi-Ahok itu prinsipnya adalah barang bagus. Barang bagus itu lebih mudah dijual," ungkap Hasan ketika itu.
Seperti diberitakan, elektabilitas Jokowi selalu teratas dalam berbagai survei. Meski demikian, Jokowi tak pernah mau mengomentari hal itu. PDI Perjuangan memang memasukkan Jokowi dalam skenario menghadapi Pilpres. Hanya, kepastian pencapresan masih menunggu hasil Pileg.(KOMPAS)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment