Rosululloh itu memperpendek khuthbah dan memperpanjang sholat. Kita?
“Termasuk tanda seseorang yang pemahamannya mendalam adalah, khuthbahnya singkat, sholatnya panjang.” (HR. Muslim [2/594])
Memangnya panjang sholatnya seberapa? Baca saja surat Qoof itu yang sering dibaca Rosululloh pada sholat Jum’at sampai para sahabiyah yang hadir Jum’atan pun hafal. Tetapi yang tak kalah sering adalah surat Al-A’la ditambah Al-Ghoshiyah. Singkat sekali kan? Berarti khuthbah Rosululloh lebih pendek dari itu. Sepuluh sampai lima belas menit sudah termasuk lama.
Kok begitu? Ya, memang begitu. Mending juga singkat, padat, jelas, tepat, mengena daripada bertele tapi jama’ahnya ngiler semua. Dan secara psikologis, kebanyakan jama’ah Jum’at adalah orang yang ingin segera sholat. Pun bahkan generasi sahabat yang notabene merupakan generasi terbaik. Maka alangkah zholimnya jika kita ingin agar jama’ah Jum’at zaman sekarang mau mendengar berlarutnya cempreng suara kita, yang lebih sering menyuarakan apa yang tidak kita lakukan. Astaghfirullohal ‘Adhiim…
0 comments:
Post a Comment