Monday, 9 March 2015
Kisah Dokter Piprim Membungkam Ajaran Mut’ah di Iran
Salah satu ajaran Syiah yang membedakan dengan Islam adalah nikah mut’ah. Syiah sangat getol menganjurkan pengikutnya untuk melakukan kawin kontrak yang tidak jauh beda dengan praktik zina terselubung.
Dokter Piprim Yanuarso pernah mengalami sendiri bagaimana seorang pengikut Syiah menawarkan nikah mut’ah sewaktu berada di Iran. Pada akhir 2013, pegiat imunisasi yang terkenal itu mendapatkan tugas sebagai tim medis untuk membantu korban gempa bumi di Iran. Di dalam rombongan tim tersebut ada salah seorang pengikut Syiah.
Setibanya di Iran, pengikut syiah tersebut melontarkan gagasan kepada tim -yang sebagiannya adalah tentara- untuk melakukan nikah mut’ah.
Dokter Piprim tersinggung dengan usulan tersebut. Rupanya pengikut syiah itu berani menampakkan ajarannya ketika mereka sudah berada di Iran. Namun, dokter Piprim tak kehilangan akal.
”Usul yang bagus sekali, Bro… Btw, saya boleh ya nanti minta izin untuk anakmu yang perempuan agar dinikah mut’ah oleh para lelaki ini…. Ya masing-masing satu jam saja… Saya kira cukup lah,” kata dokter Piprim kepada pengikut Syiah tersebut.
Mendengar kalimat dokter Piprim, laki-laki itu terbungkam. Wajahnya memerah.
“Ternyata Syi’ah pun keberatan kalau anak perempuannya dinikah mut’ah secara bergilir oleh orang lain secara massal. Padahal dalam aqidah syi’ah itu pernikahan mut’ah sangat dianjurkan. Orang yang menikah mut’ah berulangkali mendapat kedudukan setara dengan para imam mereka bahkan setara dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, katanya,” pungkas dokter Piprim seperti dikutip Fimadani.
Demikianlah, ajaran yang sesat pasti akan ditentang oleh hati nurani. Orang yang masih memiliki nurani tentu tidak akan mengijinkan anaknya menjadi korban mut’ah. Lalu, mengapa mereka masih menganjurkan mut’ah? Aneh. [Ibnu K/bersamadakwah]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment