Monday, 9 March 2015
Erdogan: Tak Ada Saku di Kain Kafan, Sistem Presidensial demi Kemajuan Turki
Presiden Recep Tayyip Erdogan kembali menegaskan bahwa Turki harus mengalihkan sistem demokrasi parlementer ke presidensial guna mempercepat pembangunan di negara itu.
“Saya tidak akan membawanya ke dalam kubur. Saya menginginkannya untuk Turki,” kata Erdogan ketika berpidato di depan khalayak umum di Provinsi Gaziantep pada hari Sabtu (7/3/2015) dikutip Hurriyet.
“Kain kafan tidak ada sakunya, saya tidak akan membawa sistem presidensial ke alam baka,” imbuh Erdogan.
Erdogan adalah presiden pertama Turki yang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Sebelumnya, presiden dari republik Turki yang sekuler itu selalu dipilih oleh anggota parlemen lewat pemungutan suara. Sejak kampanye pemilu tahun lalu, Erdogan senantiasa mengatakan akan membuat jabatan presiden memiliki peran yang lebih luas dalam pemerintahan, tidak seperti para pendahulunya.
“Jika oposisi merasa tidak nyaman dengan kata-kata saya, maka berarti kita berada di jalur yang benar,” kata Erdogan.
“Berikan mereka 400 wakil rakyat dalam pemilu 7 Juni dan isu ini [perdebatan mengenai sistem presidensial] akan selesai dengan damai,” kata Erdogan meminta agar penduduk Gaziantep memilih partai pemerintah saat ini, AKP, dalam pemilu mendatang.
Erdogan menambahkan, sistem pemerintahan saat ini tidak cocok untuk Turki. Sistem baru (presidensial) akan memungkinkan pengambilan keputusan secara cepat yang saat ini diperlukan untuk mempercepat pembangunan.
“Ketika saya bicara soal konstitusi baru atau sebuah sistem presidensial, saya memimpikan Turki Raya, tahun 2023, tahun 2071. Kita tidak akan menyaksikan masa-masa itu, tetapi saya memimpikannya, agar anak-cucu kita merasakannya,” kata Erdogan.
Dalam pidatonya, Erdogan juga menggambarkan Gaziantep, yang terdiri dari campuran etnis Turk dan Kurdi, sebagai “sebuah model dari proses perdamaian yang terus berlangsung.”(hidayatullah)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment