Home »
Berita Dunia »
Pasca Diserang Charlie Hebdo Kembali Cari Masalah dengan Tetap Hina Nabi Muhammad Saw
Monday, 12 January 2015
Pasca Diserang Charlie Hebdo Kembali Cari Masalah dengan Tetap Hina Nabi Muhammad Saw
Majalah satir penghina Nabi Muhammad Saw asal Perancis, Charlie Hebdo, kembali meluncurkan terbitan perdana pasca-penembakan yang menewaskan 12 orang, termasuk pemimpin redaksi Stephane Charbonnier dan tiga kartunis kawakan Jean Cabut, Bernad Velhac, dan Georges Wolinski. Sepertinya majalah ini tidak kapok dengan masih mengartunkan Nabi Muhammad Saw di sampul depannya.
Dilansir dari AFP, Selasa (13/01/2015), Charlie Hebdo menampilkan sosok Nabi Muhammad dengan wajah sedih yang sedang meneteskan air mata, dan memegang tulisan "Je Suis Charlie" (Kami adalah Charlie). Slogan itu memang digunakan untuk menolak aksi kekerasan untuk menanggapi kartun yang dibuat Charlie Hebdo.
Selain itu, di atas sosok yang menggunakan sorban putih ini terdapat tulisan "Toutes Pardonne", yang berarti "Semua telah dimaafkan".
Peluncuran sampul ini dibuat lebih cepat dari jadwal rilis Charlie Hebdo yang rencananya akan dilakukan pada Rabu (14/1/2015) mendatang. Pihak penerbit mengklaim menyiapkan setidaknya tiga juta kopi dari edisi yang dikerjakan oleh "karyawan yang selamat dari serangan", dari 60.000 kopi eksemplar yang biasanya diterbitkan. Rencananya, majalah ini akan didistribusikan ke 25 negara dan diterjemahkan ke 16 bahasa atas permintaan global.
Dunia memang bersimpati terhadap korban aksi teror yang terjadi di Perancis. Beragam bentuk dukungan dan aksi solidaritas dengan slogan "Je Suis Charlie" mengemuka untuk menolak bentuk teror.
Tapi di sisi lain, penggambaran kembali sosok Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo dikhawatirkan akan kembali memicu kemarahan komunitas muslim dunia.
Pelaku penembakan di Charlie Hebdo memang sempat berteriak kalau serangan yang dilakukan mereka adalah "balasan terhadap apa yang dilakuan terhadap Nabi Muhammad". Sebelum serangan maut itu terjadi, Charlie Hebdo memang kerap mendapat ancaman saat menampilkan gambar yang dianggap penghinaan terhadap Nabi Muhammad.
Di 2006 misalnya, karyawan majalah itu mendapat ancaman saat menampilkan kartun Nabi Muhammad yang dimuat di koran Denmark, Jyllands-Posten. Kemudian pada 2011, kantor itu sempat dilempar molotov ketika kembali memuat gambar yang dianggap menghina Nabi Muhammad.
Karyawan Charlie Hebdo mengaku, mereka akan tetap mempertahankan tradisinya untuk mengkritik semua agama, politisi, selebriti, dan perisitwa berita lain. "Di tiap edisi selama 22 tahun terakhir, tidak ada satu pun yang tanpa karikatur Paus, Yesus, pendeta, rabbi, imam atau Muhammad," kata pengacara Charlie Hebdo, Richard Malka.
Menurut Malka, akan sangat mengejutkan jika kartun Nabi Muhammad tidak muncul dalam isu terbaru. Lebih lanjut, Malka mengatakan bahwa Charlie Hebdo "bukan koran berisi kekerasan tapi merupakan sindiran terhadap segala sesuatu yang dianggap serius".
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment