Monday, 18 August 2014
Cinta Mati Goldin di Terowongan Gaza
Tiba waktunya bagi Edna Sarusi menyampaikan sambutan di hadapan sekitar sepuluh ribu orang menghadiri penguburan tunangannya, Letnan Hadar Goldin, di kompleks pemakaman militer di Kfar Saba, wilayah tengah Israel, Ahad sore pekan lalu. Suasana hening sejenak.
“Saya tidak mengira kamu akan meninggalkan saya begitu cepat,” kata Edna menahan kesedihan. Dia kemudian menundukkan wajahnya seraya mengusap lelehan air mata tak kuasa dia tahan. Lamat-lamat terdengar suara sesenggukan kerabat dan sahabat Goldin.
Tadinya Israel menuding Hamas menculik Goldin dalam pertempuran di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza, Jumat pekan lalu. Namun Ahad pagi militer Israel mengumumkan perwira dari Brigade Givati ini tewas.
Edna tidak mau larut dalam duka. Dia buru-buru melanjutkan eulogi buat mendiang calon suaminya itu.
Dia bilang Goldin sangat santai saat merencanakan pernikahan mereka dijadwalkan bulan depan. “Saya cuma ingin kamu, Edna, menjadi pengantin perempuan saya,” ujar Edna menirukan ucapan Goldin. “Saya juga mau menjadi pengantin perempuanmu, Hadar,” tutur Edna mengenang jawabannya.
Tzur juga berpidato di upacara pemakaman saudara kembarnya itu. Keduanya sama-sama menjalani wajib militer dan menjalani latihan bersama. “Kami adalah saudara kembar hidup bersama dan tidak akan pernah dipisahkan,” kata Tzur Goldin. “Hidupmu adalah milik saya dan hidup saya adalah kepunyaanmu.”
Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon, masih kerabat Goldin, juga hadir dalam acara itu. Namun dia tidak menyampaikan pidato.
Sebelum upcara penguburan Goldin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dengan orang tua almarhum, Simcha dan leah Goldin. “kesedihan ini tidak ada obatnya, bahkan untuk sementara ini,” kata Netanyahu. “Saya berharap kalian bisa terhibur karena faktanya Goldin meninggal untuk membela rakyat Israel dalam perjuangan untuk kemerdekaan kita.”
Beginilah ceritanya Goldin ditangkap Jumat pekan lalu, beberapa menit setelah jeda kemanusiaan mulai berlaku. Peletonnya ditugaskan mencari tahu soal terowongan dari informasi intelijen. Letaknya sekitar 3,2 kilometer dalam wilayah Gaza.
Tim Goldin tiba di lokasi Kamis malam. Mereka mulai bergerak lagi besok paginya untuk menemukan pintu keluar masuk terowongan. Wilayah operasi mereka adalah daerah pedesaan dikelilingi lahan pertanian dan rumah kaca.
Sekitar pukul sembilan pagi mereka mendekati lokasi terowongan. Mayor Benaya sarel bersama dua anaknyahnya, Goldin dan operator radio panggil Sersan Kepala Liel Gidoni, lalu melangkah menuju pintu masuk terowongan di tengah rumah-rumah kaca. Saat itulah pejuang Hamas menembaki mereka.
Sarel dan Gidoni tewas di tempat. Sedangkan Goldin tidak ditemukan. Pasukan Brigade Givati lainnya lantas masuk ke dalam terowongan untuk mengejar pejuang Hamas dan mencari keberadaan Goldin. Mereka menemukan barang-barang milik Goldin.
Terowongan sepanjang 2.500 meter itu tembus hingga ke kibbutz Karem Shalom atau Karim Abu salim dalam bahasa Arab. Di tempat itu pula, 25 Juni 2006, pejuang Hamas menculik Gilad Shalit akhirnya dibebaskan setelah disekap lebih dari lima tahun.
Terowongan ini memiliki dua pintu keluar masuk di wilayah Gaza. Satu di dalam masjid dan sisanya di dalam pusat komando Hamas.
Hilangnya Goldin membuat Israel murka. Mereka mengamuk. Rafah diisolasi dan digempur 24 jam lewat udara, darat, dan laut. Lebih dari seratus orang tewas dan ratusan lainnya cedera.
Edna pun mesti pasrah menerima kabar buruk itu Ahad pagi. Kekasihnya itu terbunuh dalam terowongan di Gaza.
Forward/i24/Faisal Assegaf
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment