Monday, 17 March 2014
Pencapresan Jokowi dan Kampanye PKS
Oleh : Tri Azzuhud
Jumat, 14 Maret 2014 Jokowi resmi diberi mandat Ketum PDIP Megawati sebagai capres PDIP reaksi dukungan dan euphoria kebahagiaan mengiringi berita tersebut. Seiring dengan itu yang menolak dan tidak setuju pun juga tak kalah ramainya. Di social media dan media televisi pencapresan Jokowi jadi topik pembicaraan, baik yang pro atau pun kontra.
Ahad, 16 Maret 2014 PKS memulai kampanye perdananya di Stadion Utama Gelora Bung Karno tak kurang 150 ribu kader dan simpatisan PKS menghadiri acara tersebut. Partai yang setahun lalu diguncang “gempa” kini menunjukkan eksistensinya. Banyak di antara kader yang H2C (harap-harap Cemas) apakah PKS mampu memutihkan GBK setelah selama setahun dihujat habis-habisan di media? Apakah masyarakat masih mau diajak kampanye PKS? Jangan-jangan hanya kader yang datang? Dan akhirnya semua pertanyaan terjawab : GBK berhasil “diputihkan”.
Lalu pertanyaannya apa hubungannya pencapresan Jokowi dengan kampanye PKS di GBK? Baik kawan saya akan coba urai; di awal saya sudah tulis bahwa pencapresan Jokowi mendapat dukungan luar biasa dan juga penolakan yang juga besar. Masyarakat yang menolak Jokowi nyapres akan mencari partai yang di anggap mampu “menghalangi” Jokowi jadi presiden. Kelompok ini akan terpecah jadi tiga; Pertama, Masyarakat pemilih partai Islam Kedua, Masyarakat pemilih partai nasionalis, Ketiga Kelompok Islam Golput. Kelompok pertama dan Ketiga kemungkinan besar akan mengalihkan suaranya ke PKS. Kelompok kedua kemungkinan akan mengalihkan suaranya ke Partai Gerindra.
Kelompok pertama dan ketiga sudah “mengekspresikan” kekecewaannya kepada jokowi dengan cara mau dan ikut kampanye PKS. Dan mari kita tunggu ekspresi mereka yang kecewa Jokowi nyapres pada saat 9 April 2014. Jadi membludaknya kampanye PKS di GBK salah satu elemen yang mengisinya adalah masyarakat yang kecewa Jokowi nyapres, dan kelompok Islam Golput yang “terpaksa” harus mendukung salah satu partai Islam karena alasan ideologis
Mengapa mereka tidak mendukung Jokowi nyapres?
1. Karena jokowi telah berbohong, di pilkada DKI putaran kedua dia sudah berjanji akan memimpin DKI sampai satu periode, dan ternyata dia bohong.
2. Karena Jokowi dianggap belum berhasil membenahi Jakarta, belum ada keberhasilan yang spektakuler.
3. Karena Jokowi dianggap sebagai “bonekanya” PDIP dan Megawati.
4. Karena kalau jokowi jadi presiden maka Ahok yang Non Muslim akan jadi gubernur.
Untuk alasan nomor 4 anda boleh melabelinya sebagai SARA, diskriminatif dan lain-lain, tapi saya hanya mengungkap fakta dan realita di masyarakat. Semaju apa pun demokrasi kita saat ini, preferensi untuk memilih pemimpin yang se agama, se suku masih kuat di masyarakat kita.
Maka pesan untuk PKS rangkul kelompok pertama dan ketiga dengan pendekatan yang tepat, santun, cerdas. Jangan terlalu habiskan tenaga untuk menyerang Jokowi karena yang meraup untung lebih besar bisa jadi orang lain (capres lain).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment