Makam tersebut terletak di sebuah kawasan bersejarah Georgetown, Washington. Ia ditemukan oleh pengembang perumahan, Deyi Awadallah, ketika hendak menjual rumah.
Awalnya, ia tidak mengetahui ada makam di sana. Karena penasaran, ia menghubungi sejarawan untuk memastikan temuannya itu.
Setelah diselidiki selama sebulan, dapat dipastikan jenazah yang berada di makam itu adalah seorang Muslim. "Saya mencoba menghormati masalah ini," kata dia seperti dikutip middleeastonline.com, Rabu (21/11).
Temuan itu dibenarkan Sejarawan, James H Johnston. Dalam buku berjudul “From Slave Ship to Harvard: Yarrow Mamout and the History of an African American Family” (Dari Kapal Budak menuju Havard: Yarrow Mamout dan Sejarah Keluarga Afrika-Amerika), Johnston menyebutkan Yarrow yang berasal dari Senegal dibawa ke Amerika pada tahun 1752.
Setibanya di Amerika, ia menjadi budak. "Dia cukup terkenal di zamannya. Tapi tidak seorang pun pernah melihat dia," kata Johnston.
Ide awal Johnston menelusuri sejarah Yarrow berawal ketika ia melihat sebuah lukisan yang dibuat oleh Charles Wiiliam Peale. Ternyata, objek dari lukisan itu adalah Yarrow. Meski awalnya dikira seorang aristokrat Amerika. Kini, lukisan itu berada di museum seni Philadelphia.
"Anda melihat lukisan itu begitu indah menggambarkan sosok yang tampak kaya, namun ia telah mengalami kondisi yang mengerikan. Lukisan ini mengambarkan sejarah gelap AS," kata Johnston.
Sejarawan James H Johnston mengatakan Yarrow adalah seorang budak milik Samuel Beall dan putranya Brooke, dua profesional kepercayaan Presiden pertama AS George Washington.
Ia diketahui sebagai seorang Muslim yang taat. Yarrow tak pernah melupakan shalat lima waktu di manapun ia berada.
"Yarrow juga seorang pengusaha yang bisa membaca dan menulis. Ia bahkan memiliki rumah. Itu karena setiap budak di Georgetown memiliki bisnis batu bata," ungkap Johnston.
Direktur Museum Peninggalan Islam Washington, Amir Muhammad, mengatakan jejak sejarah Yarrow menunjukan Muslim AS sejak lama menjadi bagian dari sejarah Amerika. "Ia seorang pribadi yang nyata," ujarnya.
Arkeolog Ruth Trocolli menilai jejak Yarrow memungkinkan terungkapnya bagaimana Islam masuk ke Amerika. "Ini menjadi sumber data. Tidak ada akses lain," kata dia.
Rumah Yarrow sendiri telah dibongkar lebih dari satu abad silam. Bekas rumah itu telah dibangun kolam renang. Ada rencana untuk menggali ulang. Diharapkan akan ditemukan sumur, jamban, ruang bawah tanah dan peninggalan lain.
Sebelumnya, para arkeolog juga menemukan sebuah kompleks pemakaman kecil. Kompleks itu berisi lima warga Afro-Amerika. Jarak kompleks itu tak jauh dari makam Yarrow. Ketika diteliti, kelima makam itu tidak ada satu pun yang cocok dengan profil Yarrow.(republika)
0 comments:
Post a Comment