Monday, 1 August 2016
Sumut di ‘Goyang’ SARA, Si ‘Untung’ dibalik cerita
Kisah si Untung yang selalu beruntung. dan Kisah si Untung jadi jadi akhir cerita semua kejadian di masyarakat. Termasuk kejadian di pembakaran Vihara di Tanjung Balai
***
Untung kejadiannya di tanjung balai, bukan di karo/sidikalang karena masih ada cerita Deli Serdang yang di ultimatum 3x24Jam.
Untung Bukan gereja yang dibakar tapi vihara, akhirnya Isu Penolakan BPK Tak bisa dikaitkan. Sumut sedikit agak tenang tanpa ada kekerasan berkelanjutan.
Untung tidak ada korban jiwa dalam pembakaran vihara, akhirnya ceritanya cukup satu malam berakhir sudah.
Untung pelakunya warga bukan ormas keagamaan, akhirnya isunya tak hanya berkutik pada persoalan SARA bisa dikembangkan ke persoalan kecemburuan sosial, deskriminasi, konspirasi intelejen dan banyak cerita lainnya.
Untung Kejadian itu dialkukan dini hari, karena kalau disiang hari masyarakat bisa lebih bringas, tapi tak taulah yang pastinya ini bisa jadi beda cerita.
Untung polisi tak sanggub atau memang tak mau menyudahi pengamanan malam itu, akhirnya kini masyarakat berharapan pada opini sosial. Bukan masyarakat berharapan dengan aparat negara.
Untung pelakunya banyak di tangkap tapi tidak di undang ke istana, jadi semakin nampak belang Pemerintah kalau mereka selalu tidak adil pada umat islam.
Untung cuma azan yang dikomentari kalau lebih dari itu? mungkin ceritanya bisa merembet atau ntah apalah….
Untung kaPolri segara turun ke sumut, kumpulkan tokoh agama walau tak tau kita ada pengaruhnya atau tidak, tapi ya sudahlah.. kalau kapolri turun tangan paling tidak dia bisa lihat situasi senyatanya..
Silahkan tambah lagi keberuntungan si Untung.. yang membuat keteduhan hati.. jangan terpancing propokasi – karena Islam mengajarkan kita untuk tidak boleh membakar tempat tempat ibadah orang lain….
Bukan edisi kompor ya. Cuma tidak mau melupakan yang sudah terjadi saja. itu semua punya cerita di balik cerita.
Larangan merusak tempat ibadah itu ditegaskan Surah AAl-Hajj ayat 40, “Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid.”
Menurut Imam Al-Qurthubi, ayat itu cukup jelas menegaskan, syariat yang diberlakukan oleh Allah di muka bumi, telah melindungi tempat ibadah itu dari keganasan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Ketika Umar bin Khatab merebut Yerussalem, ia menjamin hak beribadah Kaum Nasrani dan berjanji tidak akan membumihanguskan gereja mereka. Semua ini adalah secuil bukti bahwa Islam menolak berbagai bentuk perusakan terhadap tempat ibadah dan menebar teror bagi para penganut agama lain.
Tetapi ini menjadi bukti kalau pemerintah kita memang kadang aneh. deinisi toleransi pemerintah kerap ambigu tak ada ukuran.
Padahal fungsi pemerintah adalah harus bisa mengaturnya dengan baik soal pembangunan rumah ibadah. Kadang persoalan rumah ibadah itu muncul karena didirikan tanpa izin. Atau rumah ibadah agama tertentu didirikan di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas bukan penganut agama tersebut.” Kecuali jika memang mayoritas memberikan izin dan sepakat untuk membangun rumah ibadah untuk minoritas.(baralubis)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment