Sunday, 19 June 2016
TURKI, NGO, DAN REVOLUSI
Oleh Fathi Nasrullah
Laporan saksi mata markas Indonesia depan jalur tikus keluar masuk Suriah - Turki, 3 hari lalu Jendarma, Tentara perbatasan Turki, Menembak mati 14 orang, Beberapa diantaranya anak kecil
Lalu siang ini saya dapat Youtube dan video fesbuk yang disebar para jurnalis Suriah semisal Mustafa Alrai dll, Semalam Jendarma melakukan hal yang sama. 11 orang tewas ditembus peluru. Dalam video ditampakkan rekaman 2 adik beradik, Yang satu masih dalam gendongan ibunya, Tewas diberondong peluru biadab Jendarma. Satunya lagi tergeletak diatas bak mobil jenis pickup
2 kejadian tersebut berlokasi di wilayah yang sama : Pinggiran Latakia yang berbatasan Turki, Persis depan markas Indonesia yang dikelola MMS
Sebagai pengingat, Sekira 8-9 bulan lalu pernah saya tulis proses evakuasi yang kami lakukan untuk mengambil jenazah seorang gadis Palestina 17 tahun yang tadinya tinggal di camp Yarmuk, Kemudian berusaha keluar Suriah melalui pintu Latakia
Sang gadis ditembak Jendarma ketika bersama ayahnya berusaha masuk Turki. Kepalanya pecah akibat peluru yang dihamburkan serampangan langsung ke arah para calon pengungsi yang sedang menaik turuni bebukitan
2 hari sebelum tragedi sang gadis, Kami mendapat kabar valid berikut bukti foto dan kesaksian peristiwa serupa terjadi juga di pintu Kilis, Perbatasan Turki - Aleppo. Kali itu korbannya gadis kecil 2 tahun yang berlubang perutnya dihantam peluru Jendarma. Bersama si gadis kecil turut gugur beberapa korban lain yang saya lupa siapa saja mereka itu
Oke, Saya tulis kalimat pembuka diatas untuk melatari logika yang akan saya bangun pada paragraf berikut ini. Semoga para penggiat kemanusiaan membaca dan mempertimbangkannya
##########
Jadi begini. Sejak meningkatnya serangan bom bunuh diri maupun bom mobil di banyak wilayah Turki, Mulai Ankara sampai Gaziantep dan Reihanly, Yang didalangi ISIS serta Kurdi, Juga meningkatnya arus pengungsi membanjiri Eropa sekira 1 tahun terakhir, Turki mulai memperketat pintu perbatasannya. Selain melubangi ratusan kilometer perbatasan dijadikan parit, Memagarinya dengan kawat berduri 3 lapis, Turki juga membangun tembok besar sepanjang 150 kilometer yang persis sama dengan tembok Israel di Palestina
Banyak alasan diajukan Turki dan semuanya normatif serta masuk akal :
- Beban ekonomi negara bertambah
- Potensi benturan sosial masyarakat membesar
- Tekanan Eropa dan Barat yang enggan berbagi beban dengan Turki
- Kecaman aktifis omdo (omong doang) akibat banyaknya kematian pengungsi di lautan ketika berusaha mencapai Yunani dan Italia
- Serta keinginan faksi-faksi revolusi Suriah agar Turki menahan sebisa mungkin para lelaki yang hendak melarikan diri dari perang
Tapi alasan yang jarang terungkap atau diberitakan adanya konspirasi jahat para perwira militer di Hatay, Propinsi Turki yang berbatasan dengan Latakia dan merupakan basis penganut Nushairiah di Turki, Untuk menahan laju perubahan komposisi masyarakat di propinsi itu. Kedatangan pengungsi muslim yang memicu kemarahan dan sentimen agama warga lokal Nushairiah diamini menjadi penyebab terjadinya banyak bentrokan di Hatay
Sialnya, Para Jendarma di Hatay, Otoritas militer disana, Oleh sumber-sumber kami dicurigai mayoritas menganut Nushairiah, Atau minimal diperintah oleh atasan yang beragama Nushairiah
Dulu, Jendarma Hatay ini baik ketika mayoritasnya masih muslim. Tapi sejak tragedi pembantaian Banias, Dekat basis Asad, Tharthus, Yang dilakukan oleh sekelompok milisi Nushairiah Turki yang menyusup jauh ke dalam Suriah, Berubahlah segala sesuatunya. Menggunakan momentum peristiwa itu milisi-milisi tersebut membangkitkan radikalisme Nushairiah di Turki
Hatay yang memang aslinya dikuasai Nushairiah Turki, Lalu membuat sekian kebijakan yang merugikan muslim Suriah baik sudah mengungsi atau akan mengungsi, Serta merusak citra baik Erdogan dan Turki secara luas
Sekian alasan diatas, Ditambah alasan-alasan lain yang sekunder, Menjadikan kondisi muslim Suriah kini terjepit diantara musuh di dalam negeri, Dan Turki yang makin galak
Beberapa pembantaian oleh Jendarma yang saya tulis diatas hanya sebagian dari yang saya ingat persis. Banyak lainnya yang terjadi nyaris setiap hari
Turki sebetulnya tidak menutup total pintunya bagi calon pengungsi Suriah. Mereka sekarang hanya sangat-sangat-sangat memperkecil peluang negerinya dijadikan tujuan utama pelarian melalui penerapan sentralisasi jalur dan pemusatan pintu masuk macam yang diperbuat As-Sisi Mesir di jalur Gaza sana. Lengkap dengan prosedur yang rumit dan ketat, Juga hukuman berat bagi pelanggaran termasuk tembak mati ditempat (Entah didasari perintah resmi atau karena sebab kebijakan diam-diam Nushairiah Turki yang menyusupi Jendarma)
Sebagai negara yang sangat mendukung revolusi, Erdogan tau, Mengurangi beban pejuang dengan membiarkan keluarga mereka hidup tenang di pengungsian merupakan salah satu bantuan tak terkira besar nilainya. Ya, Pejuang bisa sepenuh hati perang kalau mereka tau anak istri mereka tidur nyenyak. Pejuang bisa maju terus tanpa harus menoleh ke belakang karena keluarganya berada di tangan sang Ummu Tsaurah, Ibunda Revolusi. Turki
Tapi sayangnya, Kebaikan Turki ini sering disalah gunakan para pengecut, Para oportunis, Dan para begundal mafia perdagangan manusia (Human traficking). Para pengecut, Bukannya membawa keluarga mereka ke Turki lalu kembali ke Suriah untuk berperang, Para lelaki pengecut itu (NaudzubIllah min dzalik) malah ikut tinggal di Turki, Hidup disana, Dan membiarkan saudara-saudara sebangsa setanah airnya makin kesulitan menghadapi 3 lawan besar (Koalisi Syi'ah + Rusia, ISIS, Dan Kurdi) karena jumlah pria yang sanggup berperang makin berkurang
Dulu, Tahun 2012, Mayoritas penghuni camp pengungsian yang saya kunjungi, Atau daerah-daerah perbatasan Turki - Suriah dipenuhi wanita dan anak-anak. Pria-pria Suriah pun ada disana, Tapi hanya untuk istirahat setelah lelah berperang dan menunggu giliran dipanggil kembali oleh komandan. Mayoritas pejuang memang menerapkan sistem shift bertempur karena keterbatasan senjata, Dan strategi militer menyimpan tentara cadangan
Tapi kini, Silakan datang dan survei sendiri, Mayoritas yang kabur ke Eropa malah lelaki ! Coba dilihat sekian banyak tayangan youtube lalu diperkirakan aja banyakan mana lelaki atau perempuan. Itu baru yang kabur ke Eropa, Belum melihat jumlah lelaki yang menetap di Turki yang saya ga tau persis, Tapi sepengamatan lebih banyak mereka dibanding perempuan
Sekian kebijakan keras Turki diatas berikut tragedi-tragedi yang menyusul, Ternyata masih gagal membendung arus atau minimal keinginan kuat banyak muslim Suriah untuk mengungsi kesana. Mereka punya alasan yang juga sama kuat dan sama masuk akalnya :
- Persentase kegagalan menyelundup masuk ke Turki masih sangat jauh lebih kecil dibanding kesuksesannya. Menurut data Al-Jazeera 1 tahun lalu, Setiap harinya sekira 8rb pengungsi Suriah membanjiri Turki. Kemudian setiap harinya pula 6rb pengungsi yang sudah berada di Turki meneruskan perjalanan ke Eropa. Dari jumlah tersebut yang meninggal di perjalanan karena berbagai macam sebab setiap harinya hanya berkisar belasan sampai puluhan orang saja
Jadi peluangnya masih lebih besar untuk sukses dan selamat. Maka mari bertaruh
- Lebih baik mati mencoba dalam usaha menyelamatkan diri, Daripada mati tanpa daya upaya dirumah atau pasar-pasar akibat pemboman jet-jet tempur dan altileri berat koalisi Syi'ah + Rusia. Kematian di perjalanan menyelundup ke Turki atau Eropa hanya sedikit dibanding kematian akibat pemboman
- Galaknya Jendarma masih sangat jauh lebih ringan daripada ganasnya koalisi Syi'ah + Rusia. Tertangkap Jendarma paling banter dipenjara dan digebuki lalu dilepas kembali ke Suriah. Tapi kalau tertangkap rezim besar kemungkinannya wassalam
- Kondisi kehidupan relatif terjamin. Jarang ada kasus kematian akibat kelaparan atau pembunuhan. Se-ekstrem-nya pemerintah dan warga Turki, Mereka tidak akan membiarkan pengungsi Suriah kelaparan
Di dalam Suriah, Kehilangan rumah berarti nyaris kehilangan segalanya. Tapi di Turki, Hilang rumah insyaAllah masih bisa minta tenda pengungsi ke pemda setempat, Sekaligus minta jaminan jadup (jatah hidup) sebagai pengungsi berupa gandum, Beras, Dll sekian setiap bulan
Turki yang masyaAllah ditopang berkah Allah karena menyantuni para pengungsi, Memiliki kekuatan ekonomi dalam negerinya sendiri serta bantuan negara-negara donor utamanya dari Timur Tengah, Serta bantuan NGO dan LSM dunia termasuk dari Indonesia
Tapi menyimak situasi dan kondisi kekinian yang makin keras dan kejam, Peluang menyelundup makin kecil. Turki sedang dalam perjalanan menuju era baru politiknya terkait Suriah : Menyegel perbatasannya
Aksi-aksi kejam Jendarma makin sering terjadi dalam skala massif dan besar, Kalau terus terjadi, Tidak mungkin Erdogan tidak mendengarnya, Dan itu berarti memang ada kebijakan keras Erdogan untuk itu meski Turki tak bisa sepenuhnya disalahkan
NGO-NGO seluruh dunia, Khususnya Indonesia, Harus mulai mengubah mindsetnya terkait wilayah penyaluran bantuan. Kita harus membantu Turki minimal dengan mengurangi bayangan kehidupan yang lebih enak di benak warga Suriah bila mereka berhasil mencapai Turki. Penyaluran bantuan harus diproritaskan di dalam Suriah, Bukan di Turki
Selain itu, Para pria pengecut yang tadinya mikir di Turki lebih enak, Nantinya akan berubah angan-angannya. Mereka terdesak oleh situasi nyata bahwa keluar ke Turki kini nyaris mustahil. Kalaupun berhasil keluar nyaris tak ada yang bisa diharapkan. Kebijakan Turki nantinya saya yakin insyaAllah tidak akan menahan para wanita, Anak-anak dan orangtua yang hendak mengungsi ke pelukannya. Yang hendak dicegah oleh Turki supaya tidak melarikan diri dari medan perang hanya para pria yang seharusnya angkat senjata dan memperkuat barisan perjuangan
Tapi sampai Turki berhasil menerapkan kebijakannya itu, Saya kira kita harus mendukung mereka dengan bersikap sedikit agak keras : Hanya memberi bantuan bagi mereka yang berada di dalam Suriah
Toh bukan berarti bersikap kejam. Bantuan kita insyaAllah tetap akan sampai kepada warga yang membutuhkan. Bahkan dengan begitu amanat ummat akan tersalurkan dengan lebih baik dan berkah. Karena yang kita bantu adalah orang-orang yang skala prioritas kebutuhannya lebih tinggi. Karena sebagai penganut Islam sekaligus putra-putri bumi Suriah, Mereka tidak melarikan diri ketika agama dan negerinya memanggil
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment