Friday, 17 June 2016
Dubes Cina-Komunis Abaikan Adzan Maghrib Dalam Buka Puasa Bersama Said Agil Siraj
Kedutaan Besar Republik Rakyat China (RRC) yang berpaham komunis menggelar acara buka puasa bersama anak yatim-piatu di Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis, (16/6). Hadir dalam acara tersebut Duta Besar RRC-Komunis Xie Feng dan Ketua PBNU Said Aqil Siroj.
Selain buka puasa, Dubes Xie Feng yang juga komunis juga menyerahkan bantuan kepada beberapa anak yatim-piatu pesantren yang diasuh Ketua Umum PBNU tersebut.
Dalam sambutannya, Dubes China-Komunis Xie Feng menyampaikan rasa bangga bisa hadir di pesantren untuk menggelar buka puasa. Pihaknya sendiri memang rutin setiap tahun menggelar bakti sosial dan buka bersama jika sedang dalam bulan Ramadhan.
“Pada kesempatan ini, saya atas nama Kedubes Republik Rakyat China menyampaikan salam Ramadhan setulus-tulusnya kepada saudara muslim di Indonesia,” ujar Xie Feng. Ini bertentangan dengan kondisi di RRC sendiri yang melarang Muslim Xinjiang berpuasa selama Ramadhan.
Ia menyampaikan, Ramadhan merupakan bulan suci bagi umat Islam dan memperlihatkan semangat gotong royong dan semangat saling membantu. Hal itu tidak berbeda dengan budaya China yang juga mengedepankan membantu masyarakat yang kurang mampu dan saling membantu sesama.
“Dalam beberapa tahun terakhir Kedubes China menggelar buka bersama dan baksos dengan memberikan dukungan kepada saudara muslim di Indonesia,” tandas Xie Feng.
Namun, pidato Dubes Xie Feng cukup panjang. Sehingga dia tetap lanjut berpidato meski azan magrib sudah berkumandang. Dubes Xie Feng terus menyampaikan pidato bercerita tentang sosial budaya China dan sejarah hubungan China dengan Indonesia seolah tidak menghiraukan azan magrib sehingga membuat para hadirin yang hadir nampak gelisah.
Padahal seharusnya, segala kegiatan dihentikan jika sudah memasuki azan berbuka untuk menyegerakan berbuka puasa. Sayangnya, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj juga tidak bereaksi apapun atas kejadian ini kendati acara sedang di lakukan di sebuah pesantren.
Akhirnya, sambil dia berpidato, takjil dan makanan dibagi-bagikan ke santri dan tamu undangan. Setelah Dubes Xie Feng berhenti pidato, baru diumumkan santri dan tamu undangan dipersilakan untuk berbuka.
Sementara tamu di luar ruangan sudah tidak peduli dan sudah makan lebih dahulu. (ts/rmol)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment