Home »
Mesir Terkini »
Ketika Syetan Sudah Berlepas Diri dari As-Sisi, Salafi Rasmiyyah Masih Saja Memuji dan Mendukungnya
Wednesday, 11 November 2015
Ketika Syetan Sudah Berlepas Diri dari As-Sisi, Salafi Rasmiyyah Masih Saja Memuji dan Mendukungnya
Hafidin Achmad Luthfie
Mesir sudah diambang kekacauan sosial dan politik. Pasalnya sejak Al-Sisi berkuasa pada bulan juli 2013 kondisi Mesir semakin buruk. Kudeta adalah penyebab kehancuran Mesir. Kondisi akhir dalam beberapa hari ini bursa saham Mesir mengalami kerugian puluhan miliar pound dan perusahaan-perusahaan asing menarik semua sahamnya di sana.
Kondisi Al-Sisi seperti orang yang berhasil dijadikan kufur oleh syaithan. Tatkala telah kufur syaithan pun berlepas diri. Demikian pula dengan Al-Sisi setelah didorong melakukan kudeta dan jatuh dalam kegagalan total dan kehancuran komprehensif ternyata negara-negara yang semula mendukungnya sekarang sudah meninggalkannya dan lepas diri. Sehingga pemimpin Israel memprediksi bulan januari adalah awal kehancuran kekuasaan Al-Sisi. Dan media Italia pun dengan tegas menyebut Al-Sisi sudah gagal total dan menjadikan Mesir dalam pusat pusaran konspirasi.
Kudeta adalah pintu yang mengantarkan Mesir pada kerusakan dan kehancuran. Teori "imam mutaghallib" yang didukung salafiyyah rasmiyyah sama sekali tak membawa mashlahat bagi Mesir. Jelas bahwa mereka sudah salah memberkati kudeta dan jahil tentang "ma`aalul umuur". Dalam kondisi Al-Sisi sudah di ujung tanduk kaum salafiyyah rasmiyyah masih ingin menanam kebaikan terakhir dengan menyerukan pada semua rakyat, kelompok, aliran, dan partai politik agar mendukung dan mempertahankan kepemimpinan Al-Sisi yang terpimpin (?!).
Dari awal sampai akhir kekuasaan Al-Sisi kaum salafiyyah rasmiyyah terus melakukan kesalahan politik. Itulah akibat jahil tentang politik dan tak punya bashirah atas realitas hakiki yang terjadi.
Sebenarnya mudah saja untuk menghindarkan Mesir dari kekacauan sosial dan politik. Al-Sisi harus mundur secara legowo seperti pernah dilakukan Presiden Soeharto. Dan kembalikan kekuasaan pada Mursi yang merupakan presiden yang sah dan konstitusional. Kemudian tarik militer ke barak-barak dan mereka harus tunduk pada konstitusi dan hukum. Dan berikan kesempatan pada Mursi untuk mengatasi keadaan ekonomi dan politik yang amburadul sebagaimana B.J. Habiebie pernah lakukan di Indonesia.
Tetapi bila Al-Sisi tetap ngotot mempertahankan kekuasaan padahal sudah gagal total dan tak dapat kepercayaan dunia internasional serta kondisi ekonomi, politik, sosial, hukum, dan pertahanan telah kacau maka Mesir akan jatuh dalam perang saudara. Bila itu terjadi maka Mesir bisa lebih hancur daripada Syria. Korban yang tewas akan lebih besar. Dan jumlah pengungsi membanjiri Israel, Palestina, Saudi, dan negara-negara Eropa lebih besar dari Syria. Dan tiap-tiap negara itu akan mendapat beban ekonomi yang lebih besar lagi.
Maka dari itu jangan coba melakukan kemungkaran atas dasar konsep "imam mutaghallib" dalam dunia modern. Ada pemilu yang lebih kecil madharatnya malah memberkati jalan kudeta. Semoga kasus Mesir di jadikan pelajaran oleh militer-militer di negeri-negeri arab. Dan salafiyyah rasmiyyah segera undur diri dari bicara urusan politik dan masalah umum agar tak jerumuskan negara dan umat pada kehancuran.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment