Sejak Kerajaan Arab Saudi mengalami pergantian kepemimpinan yang kini dijabat oleh Raja Salman, banyak perubahan di negara yang melayani dua tanah suci itu. Arab Saudi yang sebelumnya dekat dengan Barat dan jauh dari gerakan-gerakan Islam, kini mengambil sejumlah langkah berbeda.
Di zaman Raja Abdullah, Arab Saudi tampak memusuhi Ikhwanul Muslimin dan Hamas dengan permusuhan yang kentara. Namun begitu Raja Salman dilantik menjadi pemimpin Arab Saudi menggantikan almarhum Raja Abdullah, Arab Saudi langsung berkomunikasi dengan gerakan Islam itu.
Tak lama kemudian, Arab Saudi juga mampu membangun konsolidasi negara-negara Teluk dan memimpin koalisi tersebut untuk menyerang pemberontak Syiah Houthi di Yaman.
Kedekatan Arab Saudi dengan Hamas semakin terasa pada pekan ini, tepatnya tanggal 1 Mei 2015. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Arab Saudi, TV nasional Arab Saudi menyiarkan langsung khutbah Jumat pemimpin Hamas Ismail Haniyah langsung dari salah satu Masjid di sebuah Kampung Saudi (kampung Palestina yang dibangun Saudi) di Rafah, selatan Jalur Gaza,.
Dalam khutbahnya Haniyah menyebut bahwa Saudi berhasil menautkan Palestina dalam rekonsiliasi di Makkah dan kami menyambut kembali usaha mereka untuk mengakhiri perpecahan.
Haniyah juga mengungkapkan harapannya Saudi dan negara-negara Arab semuanya membuat rencana strategis menghadang politik penjajah zionis yang membahayakan masjid Al-Aqsha.
Haniyah mengapresiasi sikap Saudi mendukung Gaza seperti pembangunan Kampung Saudi di Rafah yang didanai Saudi yang berisi 1560 unit hunian.
“Di sini, di Palestina tanah paling agung, jihad paling agung, bangsa paling mulia, kami dari Syam yang diberkahi Allah dan kami kelompok yang ditolong Allah,” tegas Haniyah.
Berikut video khutbah Jum'at tersebut yang diupload ke jeraring video youtube oleh akun @alsubaie23.[Tarbiyah/islamedia/YL]
0 comments:
Post a Comment