Friday, 20 March 2015
4 Target Besar Jokowi untuk Indonesia Hebat
By: Nandang Burhanudin
****
Entah ada kesamaan atau tidak, namun Indonesia menjadi model yang di-Mesirkan. Bedanya, Mesir dihancurkan dengan kudeta berdarah yang dilakukan militer. Sedangkan Indonesia dihancurkan dengan kudeta di kotak suara dan Mahkamah Konstitusi.
3 Target besar sama-sama mengancam Indonesia dan Mesir. Dr. Ahmad Okasya, penasihat kepresidenan bidang kesehatan di Mesir, mengusulkan beberapa poin kepada Jenderal As-Sisi, demi menjadikan Mesir meraih predikat negara hebat.
Pertama: Operasi Tajwi', yaitu membiarkan rakyat Mesir kelaparan. Operasi ini sukses.
Nampaknya hal yang sama dilakukan Jokowi, sesuai arahan Big Boss, melaparkan bangsa Indonesia. Hal ini dilakukan secara simultan, target 5 tahun nampaknya akan tercapai. Andaikan di tubuh TNI tidak ada yang cerdas, menganggap emergensi keadaan yang chaos dan menyingkirkan anjing-anjing penjajah.
Kedua: Menciptakan kondisi darurat militer, dengan memunculkan ledakan-ledakan di dalam dan menciptakan boneka kambing hitam untuk menjadi sasaran target tuduhan.
Operasi kedua benar-benar terlaksana dan dilaksanakan. Ledakan-ledakan seakan orkestra yang ditabuh bersama atau bergantian. As-Sisi mengambil keberkahan dengan kemunculan ISIS, untuk memberangus perlawanan antikudeta. ISIS membawa berkah sebab Jamaah Anshar Baitul Maqdis sudah tercium sebagai bagian rekayasa intelejen.
Operasi ketiga: Menciptakan suasana chaos secara berurutan dari satu kasus ke kasus yang lain, sehingga masyarakat tidak fokus dan mudah lupa, hingga ujung-ujungnya dibuat masa bodoh.
Coba perhatikan efek pemberitaan 16 WNI yang hilang di Turki. Isu ISIS-nya justru yang menonjol. Coba perhatikan si "Taik" Ahok, rakyat dibuat fokus dengan kasus Ahok, tapi prustasi menyoroti kasus-kasus korupsinya yang wow dan luar binasa.
Coba perhatikan berapa kapal nelayan asing yang jadi dihancurkan? Tidak ada bukan? Operasi intelejen yang linear tapi cukup canggih menghancurkan fokus masyarakat.
Operasi Keempat: Memandulkan orang-orang kritis dengan memberikan jabatan-jabatan basah.
Di Mesir, mantan Mendagri Mesir Habib Adli dibebaskan dari seluruh dakwaan, baik pelanggaran HAM maupun dakwaan korupsi. Di sisi lain, pelajar-mahasiswa yang demo dihukum 10-15 tahun penjara.
Ada kesamaan dengan kasus Indonesia. Ide remisi untuk koruptor didesain dalam rangka membiaskan kejahatan korupsi menjadi kemuliaan. Penanganan korupsi tidak akan setegas kepada LHI, karena memang isu korupsi sudah menjadi komoditas politik. Salah satunya, memandulkan orang-orang kritis, parpol kritis, hingga tokoh-tokoh yang masih memiliki keberanian mengkritik.
Salam gigit jari untuk Indonesia Bangsat di era Jokowi!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment