Monday, 12 January 2015
‘Proyek Teroris Akal-akalan’ Makin Subur di Era Jokowi
Terduga teroris akan semakin banyak ditangkap aparat kepolisian, khususnya Densus 88, di era rezim Joko Widodo. Hal itu tidak lepas dari ‘proyek teroris akal-akalan’, di mana banyak kelompok yang memang dipelihara ataupun diprovokasi untuk melakukan teror.
Sinyalemen gawat itu disampaikan pengamat intelijen Umar Abduh kepada intelijen (11/01). “Proyek teroris makin besar, dan teroris makin banyak. Ini hanya akal-akalan saja,” kata Umar Abduh.
Menurut Umar, pihak kepolisian, khususnya Densus 88, telah membina para ‘teroris’, dan dimasukkan ke kelompok-kelompok baru. “Kelompok-kelompok baru yang berhasil disusupi itu akan melakukan teror. Ketika ada teror tentunya ada dana untuk operasi. Ini hanya sandiwara saja,” tuding Umar.
Secara khusus, Umar meminta umat Islam untuk mewaspadai peran mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono terkait penuntasan kasus terorisme. “Umat Islam perlu mewaspadai peran Hendropriyono. Hendro itu punya peran banyak di Pemerintahan Jokowi,” ungkap Umar.
Di ujung tahun 2014, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror diberitakan berhasil meringkus beberapa terduga teroris di Lamongan, Banyuwangi, dan Sukoharjo.
Pemerhati Kontra Terorisme, Harits Abu Ulya, sempat mengungkapkan bahwa, ada agenda pemerintahan Jokowi memberangus kelompok teroris di Poso yang dipimpin Santoso dengan memberi target waktu agar tidak berlarut-larut.(intelijen)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment