Monday, 12 January 2015
Kekuasaan Jokowi, Sempurna!
By: Nandang Burhanudin
*****
Menjelang 100 hari, pemerintahan Jokowi mendekati kesempurnaan. Cara-cara diktator benar-benar dilakukan dengan canggih, terstruktur, dan massif. Saya teringat dengan kata-kata George Orwell, "Saat masyarakat semakin jauh dari kebenaran. Maka kebencian mereka terhadap orang-orang yang membicarakan kebenaran, semakin memuncak."
1. Penguasaan media.
Demonstrasi menolak kenaikan BBM hampir tak diliput media. Pun berita-berita koruptor tak lagi tersaji. Yang ramai sang darling naik mercusuar, hemat naik pesawat ekonomi, dan tentunya blusukan yang tak tercium busuknya. Berita-berita kegagalan dikemas dengan bahasa penuh adab. Banjir Jakarta jadi genangan. Kemacetan jadi tersendat. Hingga korupsi hanya diistilahkan penyalahgunaan anggaran.
2. Penguasaan Aparat hukum (Jaksa, hakim, polisi, MA, KPK).
Adakah kasus korupsi dan kasus hukum yang melibatkan petinggi parpol berkuasa yang dimejahijaukan? Tidak. Koar-koar Abraham Samad untuk memeriksa Megawati saja, sayup-sayup jadi rayuan mesra. Belum korupsi Tranjakarta, triliyunan monorel-MRT, impor sapi-beras-garam-dan kebutuhan pokok lainnya. Kini semua tak kunjung jelas rimbanya.
Bayangkan.Apa yang diharapkan dari Kapolri yang sudah nyata pemilik rekening gendut. Lalu Jaksa Agung dari Parpol yang pengurusnya sedang berkasus. Pun dari hakim MK yang cacat pemikirannya? Jelas sejelas purnama. Korupsi ke depan akan massif, namun semua sudah disiapkan payung hukumnya. Mirip dengan korupsi BLBI dan Century. Sampai belut berjanggut pun tak akan pernah tuntas.
3. Penguasaan asset dan sumber daya.
Saya sebagai orang awam selalu berpikir, berapa besar uang risywah yang didapatkan THE BIG MOTHER and Club, saat meloloskan pencabutan BBM bersubsidi, impor sapi, impor sembako, bahkan megaproyek lain yang berujung pada biaya mahal yang harus dibayar rakyat?
Semua kebijakan tanpa persetujuan DPR. Namun masyarakat awam menganggapnya, kerja Jokowi cs maksimal dan optimal. Ada betulnya, maksimal untuk Asing dan optimal untuk Aseng. Teringat junta kudeta di Mesir. Seluruh asset negara berpindah tangan menjadi asset pribadi dan organisasi (militer). Rakyat hanya numpang gratis bernafas. Itu pun harus siap diserang KISPA, akibat polusi udara yang kian parah.
Sungguh revolusi mental Jokowi sukses 100 %. Merevolusi orang-orang kritis menjadi memble, tidak jelas kelaminnya. Merevolusi rakyat yang di era SBY pelupa, menjadi rakyat yang hilang ingatan. Merevolusi orang-orang cerdas bergelar doktor, namun kini menjadi otak kolor. Bahkan sukses merevolusi Pancasila, menjadi sila-sila tidak ada lagi makna. Itukah presiden kalian?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment