Jakarta – Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan, belum genap 100 hari memerintah Jokowi sudah membuat berbagai macam kontroversi.
Namun, satu hal yang paling mencuat di kalangan masyarakat adalah kentalnya aroma intervensi Megawati Soekarnoputri dalam pemerintahan Jokowi.
“ Baru-baru ini Pemerintah mengusulkan calon tunggal Kapolri yakni Komjen Budi Gunawan kepada DPR, perlu diketahui Budi Gunawan adalah mantan ajudan Megawati ketika menjabat sebagai Presiden RI ke 4. Bahkan ada berbagai isu negatif yang berkembang di masyarakat terkait hubungan Budi Gunawan dan Megawati. Bisa disimpulkan saat ini Indonesia secara de jure dipimpin oleh Jokowi namun secara de facto oleh Megawati”. Tutur Jajat, dalam keterangan pers yang diterima deliknews.com di Jakarta Selasa (13/1)
Menurut Jajat, fakta yang menjadi bukti dan tolak ukur bahwa Megawati adalah Presiden sebenarnya dapat dilihat dari beberapa orang kepercayaan dan terdekat Megawati mengisi jabatan strategis.
Seperti, Rini Soemarno (Menteri BUMN), Puan Maharani (Menko Bid. Pembangunan Manusia), Tjahjo Kumolo (Mendagri), Yasonna Laoly (MenkumHam), Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan), I Dewa Gede Palguna (Hakim MK), Luhut Panjaitan (Kepala Staf Kepresidenan), dan yang terakhir penunjukan Komjen Budi Gunawan (Kapolri).
“ Menunjuk menteri hingga jabatan setingkat menteri adalah hak prerogatif Presiden. Namun nyatanya kecil kewenangan Jokowi dibandingkan dengan Megawati dalam memilih orang terdekatnya untuk mengisi jabatan strategis di dalam pemerintahan.
Jika terus berlangsung seperti ini, tidak ada gunanya masyarakat Indonesia susah payah berjuang memilih pemimpin secara demokratis.”, tegasnya.(deliknews)
0 comments:
Post a Comment