Tuesday, 20 January 2015
Beda Nasib Menteri Jonan dan Menteri Tifatul
Menteri Ignatius Jonan ditanya Najwa Shihab, “(Kalau Air Asia tak memiliki izin, lalu) kenapa bisa terbang?”
Ini sebenarnya pertanyaan banyak orang, termasuk saya. Tapi jawaban Jonan diluar dugaan, “Ya (Air Asia bisa terbang) karena memiliki sayap!”
Beberapa tahun lalu, Menteri Tifatul Sembiring juga pernah menjawab pertanyaan serius dengan jawaban tak serius! Setelah data kecepatan internet rata-rata akhir tahun 2013 diumumkan, orang-orang mempertanyakan lambatnya kecepatan internet Indonesia pada Menkominfo saat itu. Tifatul malah berseloroh, “Memangnya kalau internet cepat, mau dipakai buat apa?” Hehe, mau tahu aja apa mau tahu bengeud?
Itulah! Pertanyaan-pertanyaan serius dijawab secara tak serius. Cuma, nasib mereka beda. Tifatul di-bully, tapi Jonan tidak. Manusia memang sudah ditetapkan nasibnya sendiri-sendiri sedari kandungan kali ya.
Padahal, kalau mau menjawab serius, Tifatul bisa saja jawab diplomatis, semisal, “Ya, kita masih lambat, tapi dibanding tahun 2012, kecepatan internet kita sudah naik sedikit, yaitu sebesar 22%. Kita juga sedang berusaha meningkatkannya di masa mendatang: Penetrasi jalur internet serat optik sedang diperluas melalui beberapa operator komersial, proyek Palapa Rings (serat optik bawah laut) sedang dikerjakan bla bla bla…”
Akhir 2014, Tifatul lengser. Dan kini (Januari 2015), lembaga riset AKAMAI seperti dikutip Bloomberg TV telah merilis data peningkatan kecepatan internet beberapa negara. Hasilnya? Ternyata Indonesia menjadi salah satu negara dengan peningkatan kecepatan rata-rata internet tertinggi di dunia, yaitu meningkat sebesar 149% secara YoY (year on year).
Tahun 2014 juga dilakukan penataan ulang frekuensi jaringan seluler komersial, salah satunya dalam rangka ahlan wa sahlan terhadap adopsi teknologi baru generasi ke-4 (4G), yaitu LTE. Hasilnya, tahun ini beberapa operator seluler mulai menawarkan teknologi 4G ke masyarakat. Tahun 2015 nanti, kemungkinan kecepatan internet kita akan terus meningkat.
Ketika Tifatul didaulat oleh sebuah majalah menjadi “Most inspirational Minister” yang salah satu parametiernya karena yang bersangkutan berhasil meningkatkan penerimaan negara non pajak secara gede-gedean dari sektor telekomunikasi, saya agak kurang sreg, karena itu aspeknya adalah manajemen, bukan aspek spesifik Kemenkominfo. Tapi setelah data ini dirilis, bolehlah ini dijadikan salah satu parameter tambahan:
Kenaikan kecepatan internet Indonesia:
• 2012 – 2013 naik sebesar 22%.
• 2013 – 2014 naik sebesar 149% (kenaikan tertinggi di dunia)
Secara peringkat, kecepatan internet Indonesia:
• 2012 menempati peringkat 107 (1,4MBps).
• 2013 menempati peringkat 101 (2,4 MBps).
• 2014 menempati peringkat 77 (4 MBps)
Meski begitu, rata-rata kecepatan internet Indonesia kini tak ada apa-apanya dibanding Korea Selatan yang merupakan negara dengan rata-rata kecepatan internet tertinggi di dunia, yaitu sebesar 25 Mbps.
Tapi meski AKAMAI telat merilis hasil risetnya, bolehlah kita sebut bahwa selama Tifatul jadi tukang menteri Kominfo, terjadi peningkatan kecepatan internet secara signifikan, dan…. juga semakin murah.
Ustadz Abdurrahman Ibnu Zaini/fimadani
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment