PIALA Dunia 2014 telah usai. Jerman menang melawan Argentina dengan skor 1-0. Hiruk pikuknya masih hangat dan terasa. Portal-portal berita online mengabarkan, dunia fesbuk dan twitter disusupi euforia kemenangan dan kekecewaan beberapa saat setelah pertandingan berakhir. Namun yang lebih unik dari itu semua adalah joke-joke yang tersebar di kancah dunia maya, yang datangnya dari Indonesia. Apakah itu? Simak gambar meme ini:
Gambar meme itu hanya salah satu gambar guyonan yang jadi bulan-bulanan netizen. Di sana digambarkan kalau hasil pertandingan yang dikabarkan Metrio TV berbeda jauh dengan yang kenyataan sebenarnya. Di bawah juga tersedia caption “Hanya kecurangan yang bisa menggagalkan Argentina Juara Dunia 2014. Ayo kawal keputusan wasit dan hakim garis karena ada indikasi kecurangan yang masif dan terstruktur.”
Bah, apa pula ini?! Memangnya Piala Dunia itu kayak Pilpres? Hehe …
Jelas meme itu adalah sindiran telak untuk Metro TV yang sempat dan masih menghebohkan diri dengan pemberitaannya yang dinilai sebagian orang masih provokatif. Di saat stasiun TV lain mengamini imbauan KPI untuk melakukan pemberitaan berimbang, Metro TV masih keukeuh dengan konsepnya. Lihat saja TV One, kabar tentang pemilu berkurang. Kabar Piala Dunia dan Gaza malah lebih dominan. Menurut sebagian Projo (pro JKW), TV One berubah karena saham VIVA sempat turun. Jadi stasiun TVnya Karni Ilyas ini “tobat”. Padahal penjelasan sederhananya adalah mengikuti imbauan KPI, semata agar tidak memperkeruh suasana. Maklum saja tidak semua daerah di Indonesia dapat mengakses semua stasiun televisi. Apa jadinya kalau di daerah pedalaman yang hanya bisa diakses adalah Metro TV? Bisa .. bisa hancur negeri ini .. bisa bisa kacau (meniru gaya bicara Opa Jusuf Kalla). Heheu ….
Sebenarnya saya termasuk salah satu orang yang heran dengan ledekan simpatisan kubu tertentu terhadap TV One. Mereka bilang TV One itu TV OON (bodoh, tolol, sebutan yang pernah terdampar pada tokoh Oneng yang diperankan kader PDIP=Rieke Dyah Pitaloka). Metro Tv hanya diplesetkan menjadi Metromini. Itu pun termasuk ledekan yang cukup santun. Dan kita pasti ingat bagaimana bloopers yang pernah dilakukan anchor perempuan Metro TV. Saat memberitakan acara, dia menyebut Metro TV sebagai METROMINI. Lupa? Atau tidak tahu. Ini saya kasih link-nya.http://www.youtube.com/watch?v=xhX6eSRytRM (diunggah 7 tahun lalu. Anchor-nya sendiri sudah tidak lagi bekerja di Merto TV). Saat itu dalam video berjudul Metro Bloopers, Metro TV jadi Metro Mini, dia mengatakan:
“Pemirsa demikian Headline News siang ini dan setelah pesan-pesan berikut kita akan bergabung kembali bersama rekan Tesy Widakuswara di studio Metromini, maksud kami Metro TV Bursa Efek Jakarta. Tetaplah bersama kami.”
Saat itu video ini heboh dan jadi bulan-bulanan netizen. Jadi tidak salah dong meleluconkan Metro TV sebagai Metromini. Lebih sopan daripada kata “Oon” kan? Sementara TV One hanya pernah beberapa kali salah dalam teks running text. Sesuatu hal yang juga pernah dan sering dilakukan di stasiun TV luar negeri seperti BBC atau NBC.
Saya sempat bertanya-tanya sama Projo yang suka ledekin TV One ini, hanya karena hasil Quick Count yang berbeda, mereka bahkan sampai bikin petisi. Nah saat Piala Dunia berlangsung, mereka nonton dimana? Apa mereka semua punya TV kabel? Sementara yang menjadi pemegang hak siar FIFA adalah TV One dan Anteve, yang keduanya adalah milik ARB. Politikus yang dimusuhi dan tidak disukai Pro JKW.
Kalau sudah begini apakah seseorang harus berkata kalau kubu pro JKW ini menjilat ludah sendiri? Kata orang Sunda mah dipoyok dilebok. Dicaci tapi dinikmati juga. Masih ingat tentang penggiringan isu kalau FIFA akan didompleng kepentingan politik? Dimana remaja ‘labil’ diundang sedabagi salah satu narasumber Metro TV? Baca opini saya di sini: Isu Politisasi Piala Dunia, Metro TV Cemburu pada TV One? Heheu …
Selamat atas kemenangan Jerman dan Lionil Messi yang menjadi salah satu pemain terbaik Piala Dunia 2014.
(samandayu/kompasiana)
0 comments:
Post a Comment