Tuesday, 25 March 2014
PKS Tak Boleh Cacat
Partai Keadilan Sejahtera sebagai salah satu representasi partai Islam di Indonesia senantiasa menjadi sorotan publik. Perilaku politiknya kerap kali mencuri perhatian media massa sebagai produsen berita. Sejak kelahirannya terlanjur sudah PKS dipersepsikan masyarakat sebagai partai suci dari kotoran dan bersih dari kesalahan, padahal hanyalah kumpulan manusia biasa yang bisa bertindak benar dan salah. PKS menjadi tumpuan harapan masyarakat khususnya kaum religi dan terpelajar yang menghendaki tumbuh suburnya nilai-nilai kebenaran dan keadilan di negeri ini. Maka dari itu PKS tak boleh cacat.
Pasca pemberitaan besar-besaran di semua media massa nasional tentang ‘keterlibatan’ mantan presiden PKS setahun yang lalu, PKS sempat mengalami kenaikan popularitas di satu sisi dan penurunan elektabilitas di sisi yang lain. Masyarakat dibuat terperangah atas peristiwa itu bahkan sebagian mereka menghukum PKS dengan menarik rasa simpati darinya untuk sementara waktu. Namun hal itu tidak berlangsung lama, PKS mampu membuktikan bahwa ia tetap eksis dengan terpilihnya Gubernur Jabar, Gubernur Sumut, Gubernur Maluku Utara, dan beberapa walikota di seantero nusantara. Kekuatan dan soliditas PKS dibuktikan dengan keberhasilannya mengerahkan ratusan ribu massa pada kampanye akbar perdananya di Gelora Bung Karno 16 Maret 2014 yang lalu.
Tidak mudah memang bagi PKS dalam menjaga reputasi dirinya di hadapan konstituen. PKS harus berupaya menghadirkan yang terbaik bagi bangsa ini dengan segenap potensi dan SDM yang dimilikinya. PKS dalam percaturan politik di Indonesia kudu mampu menghadirkan nuansa politik yang berbeda di tengah persepsi negatif masyarakat terhadap politik, politik itu ‘kotor’ dan penuh dengan ‘kemunafikan’.
Pada empat pemilu 1999, 2004, 2009, dan 2014 di era reformasi ini PKS cukup berhasil mengubah peresepsi negatif masyarakat terhadap politik. PKS menebar pesan bahwa sebenarnya politik itu sendiri bersifat netral, sedangkan yang memberinya nilai bersih atau kotor adalah manusia yang menjalankannya. Bila manusia yang menjalankannya baik maka bisa dipastikan politik itu bersih dan menghadirkan banyak manfaat. Sebaliknya bila manusia yang menjalankannya itu jahat, maka bisa dipastikan politik itu jahat dan menghadirkan banyak madharat.
Enam belas tahun sudah usia PKS di negeri ini, sepak terjangnya cukup banyak mewarnai dan memberi keteladan dalam praktik perpolitikan di Indonesia, diantaranya:
1. PKS memberi keteladanan dalam manjemen pengerahan massa dengan jumlah amat besar namun berjalan damai dan tak ada kerusuhan apalagi anarkis.
2. PKS memberi keteladanan dalam manajemen peralihan kepemimpinan internal partai yang aman, damai, dan kondusif jauh dari permusuhan.
3. PKS memberi keteladanan dalam manajemen kaderisasi yang berjalan secara baik mulai dari rekrutmen, pembinaan, hingga penokohan kader-kadernya.
4. PKS memberi keteladanan dalam hal kesiapan melepas jabatan partai ketika kadernya mendapat amanah/jabatan di pemerintahan.
5. PKS memberi keteladanan dalam hal kesiapan kadernya mundur dari jabatan apapun pada saat kasus tertentu menjerat dirinya.
Bila hari ini orang bilang semua partai bermasalah, maka sesungguhnya PKS adalah partai yang minim maslah dibandingkan partai lainnya. Oleh sebab itu PKS bisa menjadi alternatif pilihan pada pemilu 9 April 2014 mendatang. Moga PKS tetap konsisten menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan di negeri muslim terbesar di dunia, Indonesia tercinta.
Jakarta, 25 Maret 2014
Salam Persaudaraan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment