Oleh : Banyu Pamungkas
Malem ini muncul hashtag #TolakPartaiPolygami di twitter yang jadi trending topic. buat saya sedikit menggelikan. Apanya yang bikin geli? Ya jelas “pasukan” yang bikin hashtag #TolakPartaiPolygami di twitter lah. Awalnya Cuma iseng-iseng pengen tau siapa aja yang ngeramein hashtag #TolakPartaiPolygami, akhirnya saya coba search dengan aplikasi yang saya dapet dari mbah google :D
Yang saya dapet ada sekitar 272 akun yang ikut ngeramein hashtag #TolakPartaiPolygami, nah ini sebagian datanya. bisa di lihat bagian yang saya beri lingkaran merah, rata-rata akun baru dibuat pada bulan maret 2014, aneh kan? buat saya sih aneh hehe.
di bagian lasttweetdate juga bisa dilihat mereka kompak banget, meluncurkan tweet di waktu yang sama. terus di bagian lasttweet banyak akun yang me-retweet akun tertentu. kalo dia seleb atau orang terkenal sih wajar, nah ini? emmm siapakah @hisanamira atau @eroeroku11 ??? *mikir sampe ngantuk*
silahkan cek diagram berikut
Sukarno menikah dengan Fatmawati pada tanggal 1 Juni 1943, Soekarno dan Fatmawati menikah. Soekarno berusia 42 tahun dan Fatma 20 tahun ketika mereka menikah. Tanggal 15 Januari 1953 lahir lah Guruh Soekarno Putra, dan dua hari setelah itu Soekarno meminta izin Fatmawati untuk menikahi Hartini. Dari Soekarno, Hartini melahirkan dua anak, yakni Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra.
Hartini tetap menjadi istri saat masa kekuasaannya Soekarno sudah memasuki usia senja. Hartini juga tetap mempertahankan status pernikahan hingga ajal menjemput Soekarno.
Di pangkuan Hartinilah, Putra Sang Fajar menghembuskan napas terakhirnya di RS Gatot Subroto pada 21 Juni 1970. Hartini meninggal di Jakarta, 12 Maret 2002 pada umur 77 tahun.
nah, jadi gini loh kesimpulannya, hashtag #TolakPartaiPolygami itu bisa jadi cuma kerjaan orang-orang yang di manage dengan baik, emmm mungkin mereka punya koordinator atau punya tempat ngumpul tertentu, kalo engga gimana caranya mereka bisa ngetweet di waktu yang sama? hehehe.
terus apa tujuannya? udah lah kalian udah pinter, jelas jelas #TolakPartaiPolygami itu langsung nyerang partai-partai islam yang sebagian kecil dari mereka melakukan poligami.
logikanya begini, kenapa yang poligami disalahin sementara sex bebas dibiarin? apa orang-orang yang poligami itu demikian menjijikan? merugikan? atau membawa bencana buat indonesia? sementara koruptor yang jelas-jelas merugikan negara jumlahnya lebih banyak dari orang yang berpoligami. lihat Nazarudin (terpidana kasus suap wisma atlet Palembang), Akil Mukhtar dan Hambit Bintih (tertangkap basah dalam kasus suap MK), berapa istri mereka? satu. artinya orang yang tidak berpoligami belum tentu baik, dan orang yang berpoligami belum tentu buruk.
masih percaya hashtag #TolakPartaiPolygami itu beneran suara tweeps indonesia? mari berpikir sekali lagi :D
0 comments:
Post a Comment