Thursday, 6 February 2014
Parah, Muslimah Rohingya Diperkosa Polisi Myanmar dan Warga Budha Rakhine
Seorang muslimah Rohingya berusia 16 tahun mengaku kepada Anadolu Agency (AA) bahwa dirinya telah diperkosa oleh sekelompok polisi Myanmar dan warga Buddha Rakhine setempat, menyusul terjadinya penyerangan di desa Du Chee Yar Tan, negara bagian Rakhine Myanmar.
Gadis itu, sangat meminta namanya tidak disebutkan karena khawatir balasan dari pihak berwenang Myanmar. Dirinya mengatakan bahwa polisi dan warga Rakhine membakar beberapa rumah di desanya. Dia mengklaim bahwa setelah beberapa warga desa Rohingya mencoba memadamkan api, polisi menembaki mereka, memaksa mereka untuk mengungsi ke ladang. Dia ikut melarikan diri dengan ibu dan bibinya ketika polisi menangkapnya dan menempatkannya dalam tahanan. Namun, dia tidak dibawa ke kantor polisi.
“Polisi membawa saya ke tempat pasar antara Du Chee Yar Tan dan desa Rakhine Khayae Myuing,” ujarnya. “Mereka mengurung saya di sebuah toko kelontong. Semuanya terkunci,” tambahnya. Pada awalnya dia mengatakan polisi berbicara dengannya dan memintanya untuk pindah ke agama Buddha, “Saya bilang tidak, saya menolak untuk pindah agama,” ungkapnya kepada AA. “Mereka kemudian memukuli saya. Saya ditampar. Dipukuli dengan tongkat,” kenangnya sambil menangis.
“Saya mengingatnya dengan jelas. Tepat sebelum fajar orang Rakhine pertama masuk, dan kemudian memperkosa saya. Kemudian yang lain datang, satu per satu. Ada empat orang Rakhine, dan tiga petugas polisi,” isaknya. “Satu demi satu mereka memperkosa saya,” ulangnya.
Kisah tentang penculikan itu dikonfirmasi oleh anggota keluarga gadis. Keluarga saat ini sedang dalam persembunyian, bersama warga dari desa Du Chee Yar Tan lainnya. Keluarganya mengatakan kepada AA bahwa mereka belum pernah membawa gadis itu ke dokter atau pergi ke rumah sakit karena takut apa yang mungkin terjadi pada mereka. Bibi gadis itu mengatakan bahwa mereka telah memberinya obat untuk memastikan bahwa dia tidak akan hamil.(antln)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment