By: Nandang Burhanudin
****
Ulama itu pewaris para nabi. Warisan para ulama adalah sikap hidup. Di era kontemporer warisan para ulama sangat beragam. Imam Al-Banna mewariskan Ikhwanul Muslimin yang antipenjajah dan sepanjang hidupnya tercatat manis dalam sejarah emas, sebagai mobilisator mujahidin plus kreator serangan terhadap Israel.
Ada juga Asy-SYahid Sayyid Quthb. Buku-bukunya menjadi nutrisi gizi terbaik bagi jiwa-jiwa muharrik, yang enggan diinjak-injak oleh penjajah. Terinspirasi dari karya beliau lahirlah Syaikh Al-Mubarakfuri, Syaikh Al-Qaradhawi, Syaikh Umar Tilmitsani, Syaikh Husaini. Semua sepakat; menolak berkompromi dengan penjajah.
Kini dari Bangladesh, jejak-jejak mujahid hakiki itu lahir. Dialah Syaikh Abdul Qadir Mala. Syaikh yang hari Kamis lalu digantung pemerintah sekuler Bangladesh. Hanya karena Syaikh Mala menolak berkompromi dengan pemerintah.
Perhatikan pesan monumental beliau dengan ulama yang antijihad dan hanya melahirkan buku-buku yang kontroversial, miskin makna, namun dianggap monumental dan spektakuler oleh pengikutnya. Syaikh Mala mengatakan berwasiat kepada putra-putrinya, "Sungguh aku adalah pemimpin kalian. Tapi jika pemerintah (Bangladesh) membunuhku dengan cara-cara yang tidak sesuai syariat dan tidak sesuai konsitutis, maka aku akan mati seperti kematian para syuhada. Saat itulah, hanya Allah yang akan menjadi Pemimpin kalian setelah aku menemui syahid. Allah Maha Terbaik dalam menjaga dan Maha Terbaik dalam memimpin.
Ketahuilah, aku dibunuh hanya karena diriku loyal terhadap gerakan Islam. Ketahuilah tak semua orang mampu meraih derajat syuhada. Aku merasa, syahidku adalah pemuliaan dan penghormatan Allah terhadapku. Sesuatu yang tidak bisa aku raih saat aku hidup. Ketika aku syahid, aku merasakah nikmatnya syahadah yang tidak akan ada kenimatan sebesar mati syahid.
Camkanlah, semua tetes darahku akan menjadi jaminan binasanya penguasa zhalim yang otoriter. Gerakan Islam akan semakin besar dan enerjik. Aku sama sekali tidak merasa khawatir dengan diriku, sebesar kekhawatiranku terhadap masa depan negeriku dan masa depan gerakan serta kebangkitan Islam di negeri ini (Bangladesh). Kini aku telah menyerahkan hidupku, sebagai tebusan bagi kesegaran gerakan Islam. Sungguh Allah akan menjadi saksi dari apa yang aku katakan."
Adakah nasihat-nasihat menggelegar dari ulama corong penguasa atau ulama yang memilih berkompromi dengan penjajah? Yakinlah tidak!
Saturday, 14 December 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment