Sunday, 1 December 2013
Inilah Api Tanda Kiamat
DARI Anas ra, katanya, Ketika sampai kepada Abdullah bin Salam kabar kedatangan Rasulullah SAW ke Madinah, ia pun datang menghadap beliau, lalu berkata, “Aku hendak bertanya kepadamu tentang tiga perkara, tidak ada yang mengetahuinya melainkan Nabi.
Apakah permulaan tanda kiamat?
Apakah permulaan makanan yang dimakan oleh penghuni surga?
Apa sebabnya anak menyerupai ayahnya dan apa sebabnya menyerupai ibunya?”
Rasululalh SAW bersabda, “Baru sebentar ini Jibril mengabarkan semua itu kepadaku.”
Kata Anas: Abdullah berkata, “Jibril itu ialah musuh orang Yahudi.”
Rasulullah SAW bersabda, “Adapun permulaan tanda kiamat, ialah api yang mengumpulkan manusia dari timur ke barat. Adapun permulaan makanan yang dimakan isi surga, ialah tambahan hati dari ikan besar. Dan adapun perumpamaan anak, bahwa seorang laki-laki bila bersetubuh dengan perempuannya, jika airnya mendahului air istrinya, anak itu serupa dengan bapaknya. Jika dahulu air perempuan, anak itu serupa dengan dia (ibunya).”
Abdullah berkata, “Aku mengakui bahwa sesungguhnya orang Yahudi itu kaum pendusta. Jika mereka tahu aku masuk Islam sebelum engkau menanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menuduhku pendusta di dekat tuan.”
Kemudian orang-orang Yahudi datang dan Abdullah masuk ke dalam rumah. Rasulullah SAW bertanya, “Bagaimanakah keadaan Abdullah bin Salam dalam lingkungan kalian?”
Mereka menjawab, “Ia seorang yang amat pandai dan anak orang yang amat pandai di antara kami. Ia seorang yang paling baik dan anak orang yang palik baik di antara kami.”
Rasulullah SAW bertanya, “Bagaimanakah pendapatmu jika Abdullah memeluk agama Islam?”
Kata mereka, “Dilindungi (dijauhkan) Tuhan kiranya ia dari hal yang demikian!”
Maka keluarlah Abdullah kepada mereka, lalu berkata, “Aku mengakui, bahwa tiada Tuhan (ilah) melainkan Allah, dan aku mengakui bahwa sesungguhnya Muhammad Utusan Allah.”
Orang-orang Yahudi lalu berkata, “Dialah orang yang paling jahat dan anak orang yang paling jahat di antara kami.” Mereka pun mencelanya bersama. [reza kahar]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment