Tuesday, 11 June 2013
Kisah Jin yang Bersyahadat dan Memeluk Islam
Serombongan jin tengah melakukan perjalanan menuju Tihamah, sebuah kawasan di garis pantai Laut Merah, Arab Saudi. Mereka berangkat dari rumah-rumah mereka di Nasibain, sebuah wilayah yang terkenal sebagai tempat tinggal para jin.
Lokasinya di sekitar perbatasan antara Irak dan Suriah. Di antara rombongan tersebut, terdapat jin yang berperan sebagai penasihat. Jika di dunia manusia, maka ia berperan layaknya ulama atau da'i.
Entah apa tujuan perjalanan mereka. Ada yang bilang, mereka sekadar melakukan safar. Sebagian lain mengatakan, mereka terbiasa melakukan perjalanan seperti halnya manusia. Yang lain bilang, mereka mencari tahu siapa yang telah menutup rahasia langit. Mengingat pasca diutusnya Rasulullah, rahasia langit dijaga malaikat dari curi dengar para jin. Apapun tujuan mereka, perjalanan tersebut menjadi sejarah besar bagi kaum jin.
Jumlah mereka pun tak jelas angkanya. Dikisahkan ada sembilan jin. Lain kisah mengatakan hanya tujuh jin dalam rombongan tersebut. Terlepas dari jumlah tersebut, ada satu jin yang merupakan sang ulama atau juru dakwah di kalangan kaumnya. Ada satu jin pula yang bernama Zauba'ah. Mungkin ia lah sang ulama jin tersebut.
Di tengah perjalanan, tepatnya di kawasan Nakhla Saudi, mereka para jin tiba-tiba mendengar sesuatu yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. "Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?" Sebuah ayat Quran yang dibacakan dari Surah Ar Rahman menarik perhatian mereka. Mendengarnya, merindinglah tubuh-tubuh mereka. Serta-merta mereka mendekati sumber suara.
Ternyata seorang yang mulia tengah menjadi imam shalat yang dimakmumi sekumpulan manusia. Ialah Rasulullah. Saat itu Rasulullah dan para sahabat beliau tengah menunaikan shalat shubuh. Rasulullah membaca surah Ar Rahman saat memimpin jamah shalat. Para jin tersebut pun kemudian ikut bergabung dan duduk di belakang manusia. Mereka ingin mendengarkan ayat-ayat yang dilantunkan sang nabiyullah.
"Diamlah, perhatikan bacaannya," sang ulama jin meminta rombongan diam untuk mendengar bacaan Rasulullah. Rombongan jin yang tadinya berbisik-bisik ribut itu pun kemudian hening menghayati ayat Quran.
Sebagaimana manusia, jin pun merupakan makhluk ciptaan Allah. Alquran pun diturunkan untuk seluruh alam, Rasulullah pun diutus untuk umat manusia dan jin. Maka ketika mendengar firman Allah dari lisan Rasulullah, tergugahlah hati para jin tersebut. Mendengar surah Ar Rahman tersebut pun kemudian jin tersebut merasakan betapa banyak nikmat Allah untuk mereka.
"Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikit pun. Segala pujian hanya bagi-Mu yang sudah memberikan nikmat zahir dan batin kepada kami," ujar mereka dipimpin sang ulama jin.
Usai shalat jama'ah selesai. Sang ulama jin mendatangi Rasulullah. Mewakili rombongan, ia mengatakan keinginan untuk lebih banyak mendengar ayat-ayat dari firmanNya. Maka pergilah Rasulullah bersama para jin ke suatu tempat. Rasulullah Muhammad membacakan ayat-ayat Qur'an kepada rombongan jin tersebut.
Sang ulama jin juga berdialog dengan Rasulullah. Ia belajar Islam dari beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Hingga kemudian, sang ulama jin menyatakan diri ingin berislam. Rombongan jin tersebut hendak menjadi mualaf.
Maka mereka pun bersaksi syahadat langsung dihadapan Rasulullah. Mereka pun resmi menjadi muslimin dan berbaiat kepada Rasulullah. Masuk Islamnya mereka para jin ini terjadi di sebuah masjid di Ma'lala, dekat komplek pekuburan muslimin di Kota Makah. Di kemudian hari, bahkanhingga kini, masjid tersebut masih berdiri dan dinamakan Masjin Al Jin atau juga Masjid Al-Baiah karena kisah para jin yang memeluk Islam tersebut.
Setelah berislam, pulanglah para jin ke kampung mereka. Sang ulama jin yang langsung belajar dari Rasulullah kemudian memulai dakwahnya. "Wahai kaumku, sungguh kami telah mendengar bacaan yang menakjubkan. Bacaan itu menuntun ke jalan yang lurus dan disanalah kami beriman dan kami tidak akan pernah mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami," ujarnya dihadapan para jin. Maka gemparlah dunia jin. Dakwah Islam pun mulai tersebar di dunia jin.
Sebagian jin kemudian turut memeluk Islam dan mengunjungi majelis Rasulullah. Mereka beribadah dan mentauhidkan Allah. Sebagian lain, seperti halnya manusia, menolak dakwah Islam. Mereka kafir atau memeluk agama lain. Adapula jin kafir yang ikut andil membuat manusia kafir. Sebagianjin lain pun menjadi tuhanyang diagungkan sekelompok manusia yang tersesat jalannya.
Kisah mengenai masuk Islamnya jin tersebut terdapat dalam surah ke-72, yakni Surah Al Jin. "Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami," surah Al Jin ayat 1 dan 2.
Kisah tersebut juga dikisahkan Rasulullah dalam hadits beliau dari Ibnu Mas'ud. Hadits tersebut meiliki sanadnya shahih dan diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi. Kabar dari Rasulullah ini pun kemudian menjadi penjelasan kepada muslimin mengenai eksistensi dan kehidupan jin. Rujuk Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al Asqalani untuk penjelasan lengkapnya.
Banyak hikmah pula dibalik kisah tersebut, diantaraya menjadi kabar bagi manusia, bahwa jin pun sebagaimana manusia, ada yang beragama Islam ada pula yang kafir. Jin merupakan makhluk Allah, maka tak layak disembah.
"Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?"
Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu."
Maka pada hari ini sebahagian kamu tidak berkuasa (untuk memberikan) kemanfaatan dan tidak pula kemudharatan kepada sebahagian yang lain. Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim: "Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulunya kamu dustakan itu," Surah Saba ayat 40-42.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment