Bayangkan, dalam tubuh kita terdapat sungai yang mengalir sepanjang 160 kilometer. Ya, sungai sepanjang itu adalah pembuluh darah tubuh kita. Hulu dan muaranya berada di satu tempat, yaitu Jantung.
Pembuluh darah ibarat saluran irigasi yang super canggih. Saluran yang mampu mengaliri seluruh sel-sel tubuh dengan darah. Mengirim oksigen dan gula sebagai bahan bakar sel, lalu mengambil sisa-sisa pembakaran sel untuk dibuang.
Berawal dari jantung, darah dipompa keluar jantung menuju pembuluh nadi. Darah yang penuh dengan oksigen. Darah lalu mengalir menuju cabang-cabang pembuluh nadi yang lebih kecil, ke seluruh organ-organ tubuh, tanpa terkecuali. Hingga berujung di pembuluh kapiler, saluran terakhir di mana darah langsung terhubung dengan sel. Di sinilah, terjadi pertukaran oksigen dengan karbondioksida.
Perjalanan dilanjutkan. Darah yang kotor dipenuhi karbondioksida ini, dialirkan lagi menuju jantung. Melalui pembuluh bilik yang terkecil, menuju pembuluh balik yang lebih besar, hingga berakhir di jantung. Lagi-lagi, jantung memompa darah kotor ke paru-paru. Di sinilah, karbondioksida dilepas, dan digantikan lagi dengan oksigen. Darah yang sudah bersih dan kaya oksigen, dikembalikan lagi ke jantung untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
Jika seluruh pembuluh darah tubuh disambung menjadi satu, maka panjangnya mencapai 160 kilometer. Panjang yang bisa digunakan untuk mengelilingi bumi sebanyak 4 putaran.
Dan Jantung adalah pompa yang luar biasa. Organ sebesar kepalan tangan ini terus berdenyut, sejak manusia masih berwujud janin, dan baru berhenti saat ruh manusia dicabut. Jantung mampu berdenyut 70 kali setiap menit, atau 100.800 kali sehari semalam. Setiap denyutnya, jantung mampu memompa darah sebanyak 59 cc. Dari tiap denyut inilah, dalam sehari, seluruh darah dalam tubuh mampu berkeliling 1.000 putaran.
Subhanallah. Allah Ta’ala berfirman mengingatkan, “Fa bi ayyi ala’i rabbikuma tukadziban, duhai jin dan manusia, nikmat Rabbmu yang manakah yang kamu dustakan?” dan juga firman-Nya, “Wa fi anfusikum afala tubshirun, dan pada dirimu sendiri, apakah engkau tidak memperhatikan?”
Sebuah renungan bagi kita tentunya; betapa besar nikmat kesehatan yang Allah limpahkan kepada kita….,
*sumber; majalah ar-risalah, rubrik kauniyah, edisi 140, vol. XII, Rabi’ul Awwal-Rabi’uts Tsani/Februari 2013.
0 comments:
Post a Comment