Oleh : Hasan Ali
Program unggulan capres PDIP Joko Widodo yang katanya dapat nyontek adalah revolusi mental. Tidak jelas apa yang dimaksud jokowi dengan revolusi mental, katanya sih mental bangsa indonesia sudah bobrok, jadi harus direvolusi.
Maka menyambut program unggulan capres mas joko ini saya mengusulkan kepada mas joko untuk merevolusi mental pasukan nasi bungkusnya yang mendadak lupa supaya mereka sembuh dari penyakit lupanya.
Selain memuja-muji junjungannya, pasukan nasi bungkus berusaha menjatuhkan pesaing utama jokowi yaitu Prabowo. Karena mereka tidak punya bahan untuk menjatuhkan Prabowo maka yang selalu mereka gembar-gemborkan adalah pelanggaran HAM yang katanya dilakukan Prabowo terutama kasus yang terjadi pada tahun 1998.
Tapi mereka mendadak lupa bahwa ketum PDIP megawati pernah menjadi pemimpin negeri ini yang punya kekuasaan untuk mengusut dan menghukum pelanggar HAM, tapi selama megawati berkuasa, sama sekali tidak pernah mengusut apalagi menghakimi Prabowo. Kalau benar Prabowo melanggar HAM, seharusnya megawati mengusut Prabowo sewaktu dia berkuasa. Tapi kenapa tidak dilakukan? Banyak kemungkinan, mungkin menurut megawati Prabowo tidak terlibat kasus yang dituduhkan oleh pasukan nasi bungkus, atau terlibat tapi megawati melindungi, atau mungkin juga megawati ikut terlibat, atau ada kemungkinan lain.
Pasukan nasi bungkus mendadak lupa bahwa di pemilu 2009 Megawati maju pilpres berpasangan dengan Prabowo. Kalau benar Prabowo melanggar HAM maka berarti megawati maju dengan pelanggar HAM. Kenapa baru sekarang mereka koar-koar Prabowo melanggar HAM? Kenapa pada 2009 mereka tidak menolak pasangan Megawati-Prabowo dengan alasan Pelanggaran HAM, mengapa baru sekarang Prabowo tiba-tiba saja menjadi pelanggar HAM?
Pasukan nasi bungkus mendadak lupa bahwa Megawati pernah membuat perjanjian tertulis yang isinya mendukung Prabowo sebagai capres tahun 2014. Kalau Prabowo melanggar HAM, berarti Megawati telah mendukung pelanggar HAM untuk maju di pilpres sekarang. Kenapa pasukan nasi bungkus koar-koar Prabowo melanggar HAM, padahal megawati sendiri telah mendukungnya sejak limat tahun yang lalu.
Apa karena megawati telah mengkhianati Prabowo, lalu pasukan nasi bungkus koar-koar menuduh Prabowo yang dikhianati sebagai melanggar HAM?
Apa karena megawati telah ingkar janji lalu, pasukan nasi bungkus ramai-ramai menyerang Prabowo yang telah dibohongi megawati?
Kalau pasukan nasi bungkus bermental waras, maka seharusnya yang mereka serang adalah megawati sang pengkhianat.
Kalau mereka bermental sehat, maka seharusnya yang diserang adalah megawati yang ingkar janji.
Kalau pasukan nasi bungkus bermental baik, maka seharusnya mereka bukan menghujat prabowo, tapi bertanya kepada megawati: mengapa sewaktu jadi presiden, megawati tidak mengusut Prabowo? Mengapa di pilpres 2009 megawati berpasangan dengan Prabowo?
Dengan demikian, berhubung pasukan nasi bungkus bermental bobrok alia tidak waras, maka saya usulkan kepada mas joko widodo supaya merevolusi mental pasukan nasi bungkusnya, supaya mental mereka waras. Supaya mereka tahu siapa prabowo dan siapa megawati, supaya mereka ingat bahwa Prabowo adalah sahabat karib megawati sejak pilpres 2009 sampai pilkada DKI 2012.
Salam nasi bungkus.
0 comments:
Post a Comment