Thursday, 30 January 2014
Ada Apa Dengan Iklan PKS?
Oleh: Yudi Widiana Adia
Ketua DPP PKS Bidang Seni dan Budaya
Beragam tanggapan muncul pasca kemunculan seri pertama iklan yang dibuat DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ada yang memuji terutama pilihan tema dan edukasi yang diusung iklan tersebut. Ada juga yang mengkritik, serta ada yang meresponnya secara datar alias biasa-biasa saja.
Serial iklan PKS muncul ditengah keterbatasan sumberdaya dan masih rendahnya elektabilitas PKS, merujuk pada survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Hal yang sama dialami semua partai-partai berbasis massa Islam lainnya.
Namun demikian ada sejumlah kejanggalan dari hasil-hasil survei yang diumumkan ke publik tersebut. Diantara kejanggalan itu adalah disembunyikannya jumlah sebenarnya swing voters dan undecided voters yang saat ini diperkirakan masih diatas 50% dari pemilih.
Disinilah PKS melihat pentingnya memunculkan iklan meski sumberdaya yang dimiliki cukup terbatas. Dengan semangat gotong royong yang ada alhamdulillah kebutuhan dana untuk itu bisa diatasi dari sumbangan kader-kader PKS sendiri.
Segmentasi Sasaran
Hasil riset yang kami lakukan menunjukkan, 50% pemirsa yang menonton iklan tersebut berasal dari kalangan menengah ke bawah, 30% merupakan kalangan muda dan pemilih pemula, dan 10% merupakan pemirsa yang masih peduli dengan berita-berita seputar politik. Dari sisi komposisi pemirsa hal itu sudah mendekati target pemirsa yang diharapkan sebagai target pemilih baru PKS pada Pemilu legislatif 9 April 2014 nanti.
Adapun pemilih tradisional PKS, terutama kader dan simpatisan bukanlah sasaran utama iklan tersebut, karena kami yakin masih tingginya soliditas pemilih PKS. Dengan demikian desain iklan tersebut memang diperuntukkan untuk pemilih yang lebih luas dengan latar belakang yang sangat beragam.
PKS bukan sekedar ingin masuk ke dalam segmen terbesar pemilih tersebut yang merupakan mayoritas warga negeri ini. Sebagian besar dari mereka pada hakikatnya adalah Ummat Islam. Namun lebih dari itu PKS ingin menampilkan iklan yang mencerahkan masyarakat.
Diawali dengan mengajak masyarakat untuk tidak terburu-buru memosisikan diri untuk tidak memilih (golput). Silahkan bedah kinerja dan kiprah partai-partai selama ini. Jika memang masih ada yang peduli dan layak dipilih mengapa harus golput? Pesan itu akan semakin jelas dengan menyaksikan seri ke-2 dan ke-3 iklan PKS yang akan tayang sebentar lagi.
Versi Youtube
Selain menyebarluaskan pesan melalui media mainstream (TV), DPP PKS juga memanfaatkan media sosial sebagai medium penyampaian pesan. Untuk kebutuhan tersebut dibuat iklan PKS versi Youtube. Tidak hanya versi pendek (15 - 30 detik), namun juga salam versi dengan durasi lebih lama.
Peran kader PKS yang aktif di berbagai media sosial selama ini sangat penting dan strategis. Semangat menyampaikan pesan kebaikan yang dilakukan kader dan simpatisan PKS di seluruh Indonesia perlu diacungi jempol.
Seperti kita ketahui, saat ini ada sekitar 76 juta pengguna internet di Indonesia. Mereka merupakan pemirsa potensial yang harus disapa oleh kader-kader PKS diberbagai daerah di Indonesia. Boleh jadi, kekuatan media sosial bisa jauh melampaui media mainstream Salam menyampaikan pesan politik PKS.
Mencerahkan Publik
Sekali lagi, dibutuhkan kreatifitas dan pemilihan pesan yang tepat dan jelas kepada publik ditengah berbagai keterbatasan sumberdaya. Terlebih saat ini bukanlah musim parpol beriklan karena Pemilu masih sekitar 70 hari lagi. Hanya Parpol dengan kekuatan dana yang tidak terbataslah yang beriklan di saat-saat sekarang. Dengan kekuatan dananya mereka membanjiri ruang publik dengan iklan-iklan yang seringkali tidak mencerahkan publik.
PKS meski dana terbatas berupaya melakukan “perlawanan” dengan mengimbangi iklan-iklan semacam itu dengan iklan-iklan yang mengedukasi pemirsa. PKS khawatir dengan kualitas demokrasi yang cenderung menurun kian diperparah dengan kian tingginya angka golput yang tentu saja memengaruhi legitimasi pemilu.
Seri pertama iklan PKS, seperti yang sudah disaksikan pemirsa di sejumlah stasiun TV, mengangkat fenomena riil saat ini terutama di kalangan kaum muda dan pemilih pemula yang cuek dengan pemilu. Bahkan banyak yang cenderung golput atau sengaja tidak menggunakan hak pilihnya. Dan itu tercermin jelas dengan masih tingginya angka undecided voters dari berbagai survei yang ada.
Iklan PKS tersebut lebih kepada keluar dari Mainstream bahwa “Pilihlah PKS” seperti Iklan Partai lainya, dalam Iklan tersebut PKS justru mengajak Masyarakat untuk tidak Golput.
Dalam seri berikutnya, iklan PKS menyampaikan pesan harapan perbaikan negeri ini melalui jalur politik masih besar. Namun PKS tidak ingin menjelek-jelekkan siapapun termasuk pemimpinan yang sedang berkuasa saat ini. PKS juga tidak ingin mengajari Pemirsa tentang kondisi negeri ini dan apa yang harusnya dilakukan pemilih.
Namun PKS menyodorkan fakta riil bahwa masih ada partai yang bekerja dan peduli untuk rakyat. Partai yang secara serius terjun membantu korban bencana sesulit apapun. Atau hadir di tengah-tengah masyarakat dengan aktif diberbagai kegiatan sosial baik pendidikan, kesehatan maupun ikut memecahkan permasalahan sosial bersama-sama masyarakat di sekitarnya.
Jangan tinggalkan politik. Golput tidak menyelesaikan masalah. Betapapun, politik tetap dibutuhkan untuk mengubah keadaan bangsa ini. Caranya salurkan hak politik Anda dengan memilih calon-calon yang bersih, kompeten, memiliki kapabilitas tinggi dibidangnya, serta peduli dengan persoalan-persoalan rakyat.(kabarpks)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment