Home »
Berita »
Mendekati Rekapitulasi Penghitungan Suara Oleh KPU Pusat, Semakin Meragukan Kredibilitas Quick Count yang Dibayar Jokowi-Kalla
Saturday, 19 July 2014
Mendekati Rekapitulasi Penghitungan Suara Oleh KPU Pusat, Semakin Meragukan Kredibilitas Quick Count yang Dibayar Jokowi-Kalla
Menyusul penghitungan suara pilpres oleh KPUD pada sejumlah provinsi yang menunjukkan kemenangan Probowo-Hatta, penghitungan melalui quick count oleh Jokowi-JK dipertanyakan.
"Mendekati rekapitulasi penghitungan suara oleh KPU Pusat, semakin meragukan kredibilitas quick count yang dibayar Jokowi-JK," ujar penasehat Prabowo- Hatta, Letjen (Purn) Suryo Prabowo, Sabtu (19/7/2014).
Hal ini juga sekalian menepis penghitungan real count yang dilakukan oleh kubu Jokowi-JK yang selalu mengklaim kemenangan Jokowi-JK.
Suryo mengatakan, setelah quick count mulai diketahui kejanggalannya oleh publik, pasangan kubu Jokowi-JK beralih pada real count yang dilakukan secara internal.
"Setelah dimanipulasi agar hasilnya sama dengan quick count, hasil real count tersebut dimuat pada situs abal-abal kawalpemilu.org. Jadi ini cuma ganti casing aja, isinya sama," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, baik hasil penghitungan quick count ataupun real count yang mereka lakukan, tujuannya untuk membentuk opini publik dan menekan KPU.
"Tujuan akhirnya jelas, untuk memaksakan kebenaran sekaligus menteror KPU supaya sama dengan penghitungan mereka," ujarnya.
Dari awal kubu Jokowi-JK, jelasnya, sebenarnya sudah tau Prabowo-Hatta yang akan menang. Namun karena kemenangan Prabowo-Hatta dari Jokowi-JK tipis, membuka peluang mereka untuk menang.
"Mereka memilih tiga cara untuk menang, pertama melakukan kecurangan tapi menuduh kubu Prabowo-Hatta yang curang. Modusnya, mereka lakukan mark up suara melalui pemilih siluman seperti yang terjadi di DKI atau merusak kertas suara Prabowo-Hatta seperti yang terjadi di Sukoharjo," bebernya.
Kedua, lanjutnya, kubu Jokowi-JK memanfaatkan media yang mayoritas mendukungnya untuk lakukan pembentukan opini melalui real count yang memenangkan Jokowi-JK.
"Dan yang ketiga, mereka melakukan tekanan psikis untuk menjatuhkan moral dan mental KPU. Kalau penghitungan KPU berbeda dengan hitungan mereka, hitungan KPU yang salah. Ini modus tetor mental untuk KPU. Kami harap KPU tidak terpengaruh, kami dan TNI siap mendukung KPU agar tetap independen dalam menghitung rekapitulasi suara," tandasnya.
Sumber: inilah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment