Friday, 25 October 2013
Cerita Penasihat Presiden tentang Permintaan Puterinya yang Telah Syahidah
Ahmad Abdul Aziz, mantan penasihat Presiden Mursi menceritakan permintaan puterinya, Habibah, yang telah syahidah pada peristiwa pembantaian Rab’ah Adawiyah.
Di situs egyptwindow.net edisi Kamis (24/10/2013) kemarin, beliau menuliskan:
“Ketika terjadi demonstrasi menggulingkan Mubarak di Bundaran Tahrir, ada banyak anak muda yang dibunuh militer. Jenazah mereka dibuang begitu saja di tempat sampah. Saat itu Habibah menangis dan melaknat habis-habisan militer Husni Mubarak yang melakukan kejahatan itu.
Habibah juga menuntut untuk dilakukan qisas kepada orang-orang yang bertanggung jawab melakukan kejahatan itu. Saat itu aku katakan kepadanya, “Qisas saat ini mustahil dilakukan. Karena tidak ada negara yang menghormati kedudukan manusia dan hukum.”
Mendengar hal tersebut, Habibah semakin sedih dan bertanya, “Jadi kalau tidak ada negara, kita tidak bisa menuntut hak saudara-saudara kita?”
Aku menjawab, “Tidak mustahil. Tapi sulit dilakukan.” Mendengar jawabanku, dia marah, “Jadi kalau aku yang mereka bunuh, ayah tidak bisa menuntut dilakukan qisas yang merupakan hakku? Karena tidak ada negara?”
Aku pun mencoba menenangkannya, “Aku akan berjuang sebisaku untuk menuntut qisas yang menjadi hakmu?”
Habibah tidak puas mendengar jawabanku, “Kalau usaha sebisa mungkin itu tidak cukup untuk saat itu, bagaimana, Ayah?”
Aku mengalah, “Oke, Habibah. Aku akan melakukan hal yang mustahil, demi kamu. Walaupun aku harus pertaruhkan nyawaku. Bukan demi kamu saja, tapi demi semua syuhada yang telah gugur. Semuanya adalah anak-anakku.” (msa/dakwatuna/egyptwindow)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment